Momentum Kebangkitan Spurs
Spurs pun beruntung, mereka tidak akan bertemu dengan tim-tim papan atas dalam tiga laga berikut. Setelah menjamu West Ham, mereka akan menghadapi Everton dan Southampton. Baru pada Kamis (1/2), tim asuhan manajer Mauricio Pochettino itu akan menghadapi Manchester United.
Dengan demikian, Spurs masih punya kans besar untuk terus menambah poin hingga akhir Januari. Hal itu akan sulit dilakukan pada Februari karena setelah melawan MU, Spurs akan menghadapi Liverpool dan selanjutnya Arsenal.
Namun, West Ham yang menjadi lawan selanjutnya juga tidak bisa diremehkan. Meski di atas kertas Spurs jauh lebih unggul dan West Ham merupakan tim yang nyaris masuk ke zona degradasi, West Ham sedang memiliki kepercayaan diri. Tim berjuluk ”Palu Godam” itu baru saja memukul West Bromwich Albion, 2-1, Rabu (3/1) dini hari WIB.
West Ham juga sedang merayakan bangkitnya striker Andy Carroll yang sempat puasa gol sejak sembilan bulan terakhir. Pada babak kedua dalam laga kontra West Brom, Carroll mampu mencetak dua gol sekaligus pada babak kedua.
Manajer West Ham David Moyes lantas memuji Carroll setinggi langit. ”Saya tidak tahu apakah ada pemain bertahan yang mampu menghentikan Carroll saat mencetak gol pertama (ke gawang West Brom),” kata Moyes.
Namun, penampilan West Ham masih labil. Kemenangan atas West Brom belum tentu bisa diulang saat menghadapi Spurs. Dalam 10 laga terakhir, West Ham hanya menang 3 kali, imbang 3 kali, dan kalah 4 kali. Apalagi pada laga awal musim lalu, Spurs menundukkan West Ham, 3-2, di Stadion London, kandang si Palu Godam.
Faktor Kane
Salah satu hal yang patut diwaspadai West Ham adalah Harry Kane, striker Spurs yang sejauh ini sudah mengemas 18 gol. Bahkan, dalam dua laga berturut-turut kontra Burnley dan Southampton, Kane mencetak tiga gol pada setiap laga.
Kane juga sempat menyimpan tenaga saat timnya melawan Swansea. Kane berada di bangku cadangan dan baru turun pada menit ke-68. Meski tidak mencetak gol, Kane tetap bisa membantu Dele Alli mencetak gol kedua bagi Spurs.
Laga kontra Swansea itu juga membuktikan bahwa Spurs masih bisa bertaji meski tidak diperkuat Kane. Pemain pengganti Kane, Fernando Llorente, bisa mencetak gol cepat pada menit ke-12.
Selain itu, Spurs tetap bisa membongkar pertahanan rapat Swansea di tengah cuaca buruk. Laga itu berlangsung saat hujan deras sehingga lapangan sedikit tergenang air dan membuat bola semakin sulit dikendalikan.
”Anda memerlukan keberuntungan untuk mencetak skor dan menang. Namun, setelah 90 menit berlalu, kami yakin kami lebih baik dan berhak memenangi laga ini,” ujar Pochettino.
Jadwal padat
Seusai mengalahkan Swansea, Pochettino masih yakin timnya dapat memulihkan tenaga untuk melawan West Ham. Jadwal padat pada pekan ini membuat tim-tim di Liga Inggris bisa menjalani dua laga dalam selang waktu dua hari.
Namun, tidak semua manajer seperti Pochettino yang masih bisa bersabar. Manajer Manchester City Pep Guardiola, Manajer Arsenal Arsene Wenger, dan Manajer MU Jose Mourinho sudah mengungkapkan keluhan mereka terhadap jadwal padat yang tidak masuk akal ini.
Alasan mereka jelas, jadwal padat menyebabkan pemain terlalu lelah dan mudah cedera. ”Asosiasi Sepak Bola Inggris harus memperhatikan masalah ini. Sungguh tidak wajar jika harus berlaga dalam selang waktu dua hari,” ujar Guardiola.
Manajer asal Spanyol itu pun mengkritik bahwa Liga Inggris mengabaikan keselamatan para pemain sehingga rentan cedera. Liga pun hanya mementingkan kuantitas laga dibandingkan dengan kualitas permainan.
”Sepak bola bukanlah tenis atau basket. Pemain tetap butuh beristirahat. Lihatlah sudah berapa banyak pemain yang cedera,” kata Guardiola.
Dampak itu sudah dirasakan City saat ini. Bek sayap City, Kyle Walker, merasakan sakit pada kakinya seusai mengalahkan Watford, 3-1, Rabu kemarin. Mereka sebelumnya sudah kehilangan striker Gabriel Jesus yang cedera lutut. (AP/AFP/REUTERS/DEN)