JAKARTA, KOMPAS — Cabang atletik mengingatkan Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) untuk memperhatikan ketepatan waktu transportasi para atlet dari Wisma Atlet Kemayoran menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno pada pelaksanaan uji coba kejuaraan Asian Games, bulan depan. Manajer Kompetisi Atletik Dwi Priyono, di Jakarta, Kamis (4/1), mengatakan, penghitungan lamanya perjalanan seharusnya mulai dilakukan untuk mengurangi keterlambatan saat bertanding.
”Satu jam sebelum pertandingan, atlet itu harus sudah siap dan melakukan pemanasan di arena. Hal itu perlu diperhatikan betul karena pertandingan harus berjalan tepat waktu,” kata Dwi.
Satu jam sebelum pertandingan, atlet itu harus sudah siap dan melakukan pemanasan di arena. Hal itu perlu diperhatikan betul karena pertandingan harus berjalan tepat waktu.
November lalu, Ketua Inasgoc Erick Thohir telah meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merekayasa lalu lintas agar perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran ke sejumlah arena maksimal 34 menit. Adapun toleransi maksimum dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) adalah 45 menit. Adapun uji coba yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada 27 September dari Kemayoran ke kompleks GBK memakan waktu 38 menit.
Pemanasan atlet cabang atletik akan dilakukan di Stadion Madya GBK, sedangkan uji coba kejuaraan digelar di Stadion Utama GBK, 11-14 Februari. Menurut Dwi, yang mendesak dilakukan di Stadion Madya adalah memasang lampu agar atlet dapat berlatih dan melakukan pemanasan pada malam hari saat uji coba kejuaraan berlangsung. ”Penerangan harus ada di Stadion Madya karena pertandingan akan sampai malam hari. Itu bagian penting dari penyelenggaraan,” ujar Dwi.
Menanggapi hal itu, pejabat pembuat komitmen Stadion Madya, Kiagoos Egie Ismail, menyatakan telah menyiapkan teknisi listrik sesuai rekomendasi cabang atletik. Namun, ia tidak bisa menjanjikan kebutuhan lampu di Stadion Madya akan sama dengan di Stadion Utama. ”Kami agak kesulitan soal jumlah titik lampu yang dibutuhkan. Cabang minta pada menit-menit akhir, sedangkan keuangan negara terbatas,” ujar Egie.
Secara teknis, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) telah berkoordinasi dengan OCA dan Asosiasi Atletik Asia (AAA) untuk mempersiapkan uji coba kejuaraan. AAA menunjuk delegasi teknis dari India dan Hong Kong. ”Delegasi teknis ini akan sama dengan pelaksanaan Asian Games nanti agar mereka langsung paham kekurangan-kekurangan dari penyelenggaraan kita,” kata Dwi.
Peralatan pertandingan yang dibeli dari Amerika Serikat direncanakan datang dalam dua tahap, yakni akhir Januari dan awal Februari. Dwi berharap tidak ada kendala dalam proses pengiriman sehingga sampai di Indonesia sebelum uji coba kejuaraan berlangsung. ”Kalau sampai peralatan terlambat, ini dampaknya besar sekali ke penyelenggaraan,” ujar Dwi.
Dwi menambahkan, pengukuran hasil di sejumlah nomor nantinya akan menggunakan pengukur jarak elektronik. Namun, alat tersebut baru akan datang pekan depan.
”Kami masih menunggu datang alatnya. Kami harus coba alat itu dulu karena pencatatan waktu itu sangat penting. Sangat krusial kalau ada kesalahan saat kejuaraan,” kata Dwi. (DD18)