JAKARTA, KOMPAS — Persaingan juara Proliga 2018 akan semakin ketat karena para pemain bintang tersebar merata. Ini juga dipengaruhi oleh absennya tim putra Jakarta Elektrik PLN dari turnamen bola voli profesional ini karena materi pemain belum siap. Proliga bergulir pada 19 Januari hingga 15 April di delapan kota. Putaran pertama dimulai di Yogyakarta, 19-21 Januari.
”Persaingan di tim putra sangat ketat, pergerakannya juga sangat cepat. Tim putra binaan kami masih butuh waktu lama untuk bisa kompak sebagai satu tim,” ujar Wakil Ketua Harian Jakarta Elektrik PLN Bambang Sutanto.
Akan tetapi, lanjut Bambang, tim putri Elektrik PLN sebagai kampiun tiga tahun berturut-turut sejak 2015 tetap tampil. Tim putri masih dilatih Tien Mei, pelatih terbaik Proliga 2017.
Bambang menambahkan, tim putri akan diperkuat 15 pemain yang mayoritas adalah pemain-pemain muda. Dua pemain di antaranya berasal dari China, salah satunya Liu Mengya. ”Kami berharap sentuhan tangan pelatih Tien Mei dapat membawa tim putri kami masuk final four,” ujarnya.
Direktur Proliga Hanny S Surkatty mengatakan, absennya tim putra Elektrik PLN memperketat persaingan juara. ”Persaingan di tim putra ini sangat menarik karena pemain-pemain top terkonsentrasi hanya di lima klub, tidak menyebar di enam klub. Jadi, persaingan nanti sengit sekali,” ujarnya.
Lima tim di kategori putra adalah Jakarta Pertamina Energi, Surabaya Bhayangkara Samator, Palembang Bank SumselBabel, Jakarta BNI Taplus, dan Bekasi BVN.
Sementara persaingan di kategori putri, lanjut Hanny, tidak kalah menarik. Kekuatan pemain yang menumpuk di Elektrik PLN pada Proliga tahun lalu kini telah tersebar di beberapa klub. Misalnya, Aprilia Manganang sebagai pemain andalan Elektrik PLN yang juga sebagai pemain terbaik di Proliga 2017 telah pindah ke Bandung Bank BJB Pakuan.
”Persebaran ini yang menarik karena kekuatan tim masih belum bisa terlihat,” kata Hanny.
Sandingkan gelar
Peta persaingan yang lebih ketat itu menjadi tantangan bagi Jakarta Pertamina Energi yang berambisi menyandingkan gelar juara putra dan putri. Tahun lalu, tim putra Pertamina Energi meraih gelar perdana Proliga setelah menaklukkan Palembang Bank SumselBabel di grand final. Namun, tim putri Pertamina Energi kalah dari Jakarta Elektrik PLN di partai puncak.
Ketua kontingen tim Jakarta Pertamina Energi, Ageng Giriyono, mengatakan, tahun ini Pertamina Energi berambisi besar untuk mempertahankan gelar juara tim putra dan meningkatkan prestasi tim putri. ”Jadi, bukan mimpi yang berlebihan kalau tahun ini kami bisa mengawinkan juara,” ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (5/1).
Pelatih kepala tim putri Pertamina Energi, Muhammad Ansori, optimistis mampu meraih juara. Materi pemain pun telah dirombak hampir 50 persen dan diperkuat enam pemain nasional, seperti Novia Andriyanti, Nandita Ayu Salsabila, dan Hany Budiarti. (DD18)