Kontroversi Kembali Iringi Laju ”Nyonya Besar”
Oleh
·3 menit baca
Cagliari mengeluhkan dua insiden yang merugikan dalam laga itu. Insiden pertama terjadi ketika striker Cagliari, Leonardo Pavoletti, terjatuh karena wajahnya tersikut Medhi Benatia. Namun, wasit tetap meminta laga dilanjutkan dan akhirnya Bernardeschi mampu mencetak gol setelah mendapat umpan dari Douglas Costa pada menit ke-74.
Bernardeschi juga terlibat dalam insiden kedua ketika dirinya menyentuh bola di kotak penalti dengan lengannya. Namun, wasit juga mengabaikan insiden ini dan tidak memberikan hadiah penalti kepada Cagliari.
Kubu Cagliari pun sangat kecewa dengan hasil laga ini. Sebab, dari sisi permainan, mereka sudah bisa mengimbangi Juventus. ”Sebenarnya semua sudah jelas terlihat. Apa lagi yang bisa saya katakan?” kata Pelatih Cagliari Diego Lopez seperti dikutip Football-Italia.
Kekecewaan itu semakin memuncak karena wasit menolak untuk melihat rekaman ulang kedua kejadian itu melalui sistem asisten video wasit (VAR). Italia merupakan salah satu negara di Eropa yang telah menerapkan VAR sejak musim ini. Teknologi ini ada untuk membantu wasit dalam mengambil keputusan yang tepat, terutama jika wasit merasa tidak yakin atau kurang jelas melihat sebuah peristiwa.
Presiden Cagliari Tommaso Giulini pun mempertanyakan sikap wasit yang tidak mau melihat rekaman ulang. Giulini dan staf Cagliari lainnya sempat mengejar wasit untuk mempertanyakan hal itu seusai laga. Namun, upaya mereka dicegah pihak pengamanan stadion.
Menurut Giulini, tindakan wasit mengabaikan fungsi VAR adalah tindakan yang absurd. ”Jika memang orang lebih suka jika hanya klub-klub besar yang menang, maka beri tahu kami,” sindir Giulini.
Kontroversi
Sindiran itu muncul karena Giulini merasa hal serupa kerap terjadi. Kontroversi seperti itu juga terjadi ketika Juventus mengalahkan Torino, 2-0, dalam perempat final Piala Italia.
Dalam laga derbi Turin itu, gelandang Juventus, Sami Khedira, menjatuhkan pemain Torino, Afriyie Acquah, dan laga tetap dilanjutkan. Para pemain Torino kemudian mengangkat tangan tanda meminta wasit menilai kejadian itu sebagai pelanggaran. Namun, ketika laga tetap berjalan dan konsentrasi para pemain Torino buyar, penyerang Juventus, Mario Mandzukic, mendapatkan bola dan mencetak gol kedua bagi timnya.
Kontroversi itu pun menimbulkan korban, yaitu Pelatih Torino Sinisa Mihajlovic yang diusir keluar lapangan karena memprotes keras wasit. Tidak lama setelah laga itu, Torino memecat Mihajlovic dan menunjuk mantan Pelatih Watford Walter Mazzarri sebagai pengganti.
Menanggapi sejumlah kontroversi yang terjadi, Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengatakan, penerapan VAR dan kinerja wasit sudah baik. ”VAR memang digunakan untuk mengurangi kontroversi. Namun, apa yang terjadi justru kontroversi semakin banyak. Saya rasa mungkin karena orang Italia suka kontroversi,” katanya.
Meski demikian, Allegri mengakui Cagliari tampil bagus dan sebenarnya tidak layak untuk kalah. Juventus, sang juara bertahan selama enam musim berturut-turut, pun sampai kesulitan meladeni perlawanan Cagliari dan hanya bisa mencetak satu gol.
Kemenangan itu juga harus dibayar mahal Juventus karena bintangnya, Paulo Dybala, mengalami cedera paha. Penyerang asal Argentina itu pun harus beristirahat selama satu bulan. ”Kami sedikit beruntung karena Serie A akan libur selama dua pekan mendatang dan Dybala bisa beristirahat,” kata Allegri.
Kini Juventus hanya berjarak satu poin di bawah Napoli dan masih punya kans merebut puncak klasemen. Napoli yang sedang berkonsentrasi penuh memenangi Serie A musim ini pun akan semakin tertekan.
Pada laga lainnya yang juga berlangsung Minggu dini hari WIB, AS Roma kalah dari Atalanta, 1-2. Dalam tiga laga terakhir di Serie A, tim ”Serigala Roma” hanya mengemas satu poin dari satu laga imbang.
”Kami mengalami masalah psikologis, bukan masalah fisik ataupun taktik,” kata gelandang Roma, Kevin Strootman. Roma kini berusaha memulihkan kembali rasa percaya diri mereka. (AFP/REUTERS/DEN)