Hasil imbang itu membuat ”El Real” tertahan di peringkat keempat Liga Spanyol. Sang juara bertahan hanya mengumpulkan 32 poin dari 17 laga yang telah dijalani. Adapun rivalnya, Barca, mengemas 48 poin dari 18 laga.
Jumlah poin yang dikumpulkan Real ini jauh lebih kecil daripada periode serupa musim lalu. Saat itu, Real mengemas 40 poin dan akhirnya menjadi juara pada akhir musim itu. ”Ini salah satu periode terburuk dalam karier saya di klub ini. Kami sedih, marah, dan merasa seperti tenggelam,” ujar bek Real, Marcelo, kemarin.
Performa Real memang dirasakan menurun tajam memasuki pergantian tahun. Mereka hanya meraih satu kemenangan dari tiga laga terakhir seusai menjuarai Piala Dunia Antarklub pada Desember 2017. Raihan 32 poin dari 17 laga adalah yang terburuk sejak musim 2008-2009.
Saat itu, Real juga tertatih-tatih dan mengemas poin identik, yaitu 32. Dampaknya, Bernd Schuster, pelatih Real saat itu, dipecat di pertengahan musim. Ia digantikan Juande Ramos, tetapi Real tetap gagal mempertahankan gelar juara Liga Spanyol dan tertinggal sembilan poin dari Barca pada akhir musim itu.
Berbeda dengan Schuster, posisi Zinedine Zidane sebagai pelatih Real sejauh ini masih aman. Presiden Real Florentino Perez, menurut Marca, masih percaya dengan pelatih yang memberikan dua trofi Liga Champions itu.
Namun, Perez sempat khawatir dengan situasi di Real saat ini. Kecemasannya itu dia tunjukkan dengan mengunjungi kamar ganti Real seusai laga di Vigo tersebut berakhir. Perez melakukan hal serupa saat Real digilas Barca pada el clasico akhir tahun lalu.
Menurut Zidane, timnya tampil buruk pada babak kedua laga itu. Sempat tertinggal lebih dulu, Real lantas bangkit berkat dua gol Gareth Bale di pengujung babak pertama. Namun, di babak kedua, penampilan Real anjlok sehingga kembali dibobol Vigo.
”Jika terus kehilangan poin seperti ini, kami tidak akan berada di sana (puncak). Mulai saat ini, kami harus fokus di setiap laga dan berupaya memenanginya,” ujar Zidane. (Reuters/JON)