Rasa Penasaran Conte
Arsenal selalu memaksa Conte berpikir keras mencari cara bagaimana mengalahkan rival sekotanya itu. Kontemplasi itu berbuah taktik 3-4-3 yang membawa The Blues juara Liga Inggris musim lalu dan sempat ditiru sejumlah manajer top, seperti Pep Guardiola di Manchester City.
Taktik Conte itu sempat mempan menghadapi ”Meriam London”. Pada derbi London 4 Februari 2017, Chelsea memukul Arsenal 3-1. Namun, sejak itu The Blues tidak pernah lagi menang atas Arsenal di laga kompetitif.
Dua duel terakhir mereka berakhir imbang, yaitu yang terbaru pada pekan lalu (2-2). Kegagalan bertubi-tubi itu terjadi sejak Wenger dengan cerdik menduplikat taktik 3-4-3 Conte. Fans Chelsea pun mengamuk di jagat daring. Wenger, pelatih paling senior di Liga Inggris saat ini, dianggap mencuri ide Conte.
Namun, tuduhan itu tidak lantas mendorong Conte kehilangan rasa hormat kepada Wenger. ”Saya menilai Wenger sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Itu tidak terbantahkan,” ujarnya.
Semifinal Piala Liga adalah peluang terbaik bagi Conte untuk menuntaskan dendam sekaligus rasa penasarannya kepada Arsenal dan Wenger. Itu tidak terlepas dari kondisi The Gunners yang kini tengah limbung.
Gejolak di Arsenal
Wenger tengah terpojok seusai timnya tersingkir memalukan di Piala FA setelah dikalahkan klub divisi kedua, Nottingham Forest, 2-4, Minggu lalu. Selain itu, timnya tengah didera gejolak internal menyusul derasnya kabar kepindahan bintangnya, Alexis Sanchez, ke Manchester City.
Sejumlah media di Inggris kemarin menulis, Sanchez hampir pasti hijrah ke City Januari ini. Pemain yang kontraknya di Arsenal bakal berakhir dalam lima bulan mendatang itu diboyong dengan harga 25 juta poundsterling, setara Rp 454 miliar.
Isu kepindahan Sanchez jelas merugikan Arsenal. Itu bisa merusak suasana di tim serta mendorong bintang Arsenal lainnya, seperti Mesut Oezil, ogah-ogahan bermain agar bisa dilepas Wenger di jendela transfer Januari ini.
Padahal, peran kedua bintang itu sangat besar di Arsenal, khususnya laga kontra Chelsea. Sanchez, misalnya, menyumbang total sembilan gol musim ini. Koleksinya itu hanya kalah dari striker Alexandre Lacazette dengan torehan 10 gol di berbagai kompetisi.
Wenger pun ibarat memakan buah simalakama soal Sanchez. Di satu sisi, ia butuh jasanya saat melawan Chelsea. Namun, di lain pihak, ia khawatir penyerang sayap itu enggan tampil maksimal. ”Saya belum memutuskan apakah ia (Sanchez) bisa tampil besok atau tidak. Kita lihat saja nanti,” ujar Wenger, kemarin.
Wenger saat ini kekurangan opsi pemain yang bisa mengisi peran Sanchez di sayap kiri. Pemain lainnya, Alex Iwobi, tengah bermasalah dengan Wenger. Iwobi kedapatan melakukan hal tercela, yaitu kabur berpesta jelang laga kontra Nottingham Forest. Iwobi diganjar denda akibat tindakan indisipliner itu.
Meskipun demikian, Wenger dan Conte sama-sama berkomitmen menurunkan barisan pemain terbaiknya pada laga ini. Bagi Wenger, laga ini adalah penebusan kegagalan timnya di Piala FA. Ia berambisi meraih Piala Liga, trofi yang belum sekali pun diraihnya dalam dua dekade lebih kariernya di Inggris.
Sayangnya, pelatih asal Perancis itu tidak bisa memantau timnya dari tepi lapangan karena masih menjalani skorsing tiga pertandingan akibat menerobos kamar ganti wasit pada laga kontra West Bromwich Albion pada malam pergantian tahun. ”Ini tidak mudah. Saya harus katakan hal ini. Aneh rasanya terpisah dari tim. Itu membuat saya frustrasi,” ujar Wenger.
Meski rivalnya itu dilanda banyak masalah, Conte enggan meremehkan mereka. Ia bakal mengerahkan skuad terbaik, termasuk pengatur serangan Eden Hazard yang sempat diisukan kurang bugar. ”Kami harus menaruh perhatian besar pada laga ini. Arsenal tim besar. Namun, kami ingin menang pada laga ini. Laga besok bakal berjalan sengit. Kami sama-sama ingin menyerang,” ujar Conte.
Duel ini bakal kian menarik dengan hadirnya teknologi VAR (asistensi video wasit). Derbi ini dan final Piala Liga pada 25 Februari dipilih sebagai uji coba VAR di Inggris. (AFP/Reuters/JON)