Pada Rabu, setidaknya dua cabang menandatangani nota kesepahaman, yaitu rugbi dan bola tangan. Adapun wushu meminta waktu ekstra untuk mempelajari usulan alokasi dana. Cabang lain yang sudah menandatangani adalah PBSI (bulu tangkis), PASI (atletik), ISI (sepeda), Perbasi (bola basket), Perserosi (sepatu roda), dan jiu jitsu.
Dalam APBN 2018, pemerintah mengalokasikan anggaran peningkatan prestasi olahraga nasional Rp 735,06 miliar. Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan agar alokasi anggaran untuk cabang olahraga Asian Games 2018 tidak kurang dari 70 persen dari dana yang tersedia.
Artinya, anggaran untuk Asian Games sekurang-kurangnya Rp 514,5 miliar atau 70 persen dari total anggaran. Sebanyak Rp 135 miliar dipakai Komite Paralimpiade Nasional (NPC) untuk menggelar pelatnas Asian Para Games. Sisanya sebesar Rp 85,5 miliar untuk belanja lain-lain.
Namun, menurut Mulyana, setelah meninjau ulang alokasi anggaran, dia memastikan anggaran yang dapat dipakai untuk pencapaian prestasi Asian Games hanya Rp 432,3 miliar, atau sekitar 58,8 persen dari total anggaran peningkatan prestasi olahraga nasional. Adapun anggaran untuk pelatnas Asian Para Games sebesar Rp 130 miliar.
Sisa dana Rp 172,7 miliar dipakai untuk pelatih asing, sewa lapangan, rapat koordinasi dengan cabang olahraga, bantuan tes kesehatan atlet, sekretariat, publikasi, dan sharing session dengan olimpian. ”Kalau dana yang dialokasikan ke cabang Rp 514,5 miliar, nanti tidak cukup untuk kebutuhan lainnya,” katanya.
Terhadap tuntutan cabang prioritas untuk menambah anggaran, Kemenpora akan mengoptimalkan anggaran yang tersedia pada Asisten Deputi Olahraga Prestasi. Anggaran bantuan pengiriman kontingen dan penyelenggaraan event olahraga internasional, yang besarnya Rp 20 miliar, akan dipakai untuk tambahan try out dan training camp cabang olahraga prioritas.
Anggaran dukungan prestasi Asian Games melalui KOI, sebesar Rp 55 miliar, juga dipakai mendukung kebutuhan ketua kontingen (CdM) dan pengiriman kontingen. ”Dengan begitu, CdM dan pengiriman kontingen tidak akan membebani dana pelatnas,” kata Mulyana.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya berpegangan pada surat arahan dari Wakil Presiden dalam mengalokasikan anggaran. ”Kalau tidak sesuai arahan, sisa anggaran untuk apa?” katanya.
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Wushu Indonesia Iwan Kwok mengatakan, pihaknya masih memerlukan waktu untuk mempelajari usulan alokasi dana dari Kemenpora. Wushu, sebagai cabang prioritas, mengajukan anggaran Rp 37 miliar. Namun, pemerintah hanya menyetujui Rp 9,8 miliar.
”Kami harus tahu, peruntukan anggaran itu untuk apa? Jangan sampai ternyata ada kebutuhan yang tidak dipenuhi pemerintah. Nanti kami malah kerepotan sendiri,” kata Iwan. (DNA)