"Garuda Penuh Gairah"
JAKARTA, KOMPAS Tim nasional sepak bola Indonesia dalam kondisi kurang ideal menghadapi Eslandia dalam laga persahabatan malam ini. Namun, mereka sangat termotivasi tampil bagus karena ingin memberikan awal yang indah di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang kini telah ”berganti wajah”.
”Laga ini bakal menjadi pengalaman berharga. Kami menjadi bagian dari sejarah. Stadion baru, lawan pun bagus, berkelas dunia. Itu membuat kami bersemangat, ingin berikan yang terbaik di laga besok,” ujar Fachruddin Aryanto, bek timnas Indonesia, pada jumpa pers, Sabtu (13/1), di Jakarta.
Pelatih timnas Indonesia Luis Milla berharap wajah baru SUGBK bisa menjadi inspirasi bagi pasukan Garuda. ”Saya berharap permainan anak-anak nanti bisa di level dunia, seperti halnya stadion ini. Kami ingin memberikan citra baik menghadapi Eslandia, tim yang saat ini berada di level tertinggi (Piala Dunia),” ujarnya.
Faktor ekstra, yaitu motivasi, sangat diharapkan Milla bisa menutupi kekurangan timnya, yaitu minimnya persiapan di laga ini. Tim Garuda hanya dua kali berlatih, yaitu Jumat dan Sabtu, untuk menghadapi laga resmi FIFA ini. Selain itu, Garuda tidak bisa diperkuat para pemain Bali United, runner-up Liga 1, yang tengah bersiap diri tampil di play off Liga Champions Asia, Selasa (16/1).
”Kami sadar, ini bukanlah momen yang ideal bagi kami. Saat ini tengah menginjak pramusim, belum ada kompetisi. Para pemain pun rata-rata baru seminggu berlatih (kembali) bersama klubnya. Namun, kami akan memberikan yang terbaik. Paling tidak mampu mengimbangi permainan Eslandia,” tutur Milla.
Pelatih asal Spanyol itu telah mengantongi taktik meredam agresivitas dan keunggulan fisik Eslandia, yang memukul Indonesia Selection (All Star) 6-0, Kamis (11/1), di Sleman, Yogyakarta.
Garuda akan bermain dengan ciri khas kekuatannya, yaitu bola- bola operan pendek dan cepat. Namun, khusus di laga ini, Milla meminta timnya untuk lebih bisa memaksimalkan kecepatan transisi dari bertahan ke menyerang dan juga sebaliknya.
Tim Garuda mencoba mengedepankan taktik serangan balik cepat. Barisan pemain dengan akselerasi serta teknik tinggi macam Andik Vermansyah, Boaz Solossa, dan Egy Maulana Vikri bisa menjadi ”kartu as” Garuda menghadapi skuad dengan banyak pemain tinggi seperti Eslandia.
Kecepatan dan teknik
Garuda akan diuntungkan dengan kondisi rumput lapangan di SUGBK yang bagus dan memiliki drainase memadai. Bola pun
bisa mengalir cepat di lapangan, tidak seperti di Stadion Maguwoharjo, Sleman, yang sempat tergenang.
Pelatih Eslandia Heimir Hallgrimsson meyakini laga ini bakal berjalan lebih sengit ketimbang duel sebelumnya di Sleman. Diakuinya, Garuda memiliki senjata berbahaya yang bisa merepotkan timnya, yaitu kecepatan dan teknik mengolah bola.
”Tim ini (Indonesia) memiliki sejumlah pemain dengan kualitas individu yang sangat baik. Tim ini punya karakter ala Spanyol, yaitu operan cepat, transisi bagus, dan menekan. Inilah alasan kami datang ke sini, melihat tim-tim dengan gaya bermain berbeda. Ini menjadi bekal bagi pemain muda kami,” ujar Hallgrimsson.
Serupa Garuda, mayoritas pemain Eslandia yang akan tampil adalah para pemain U-23. Kapten Eslandia, Olafur Skulason, tidak sabar ingin merasakan atmosfer laga di stadion sebesar SUGBK.
”Tampil di stadion sebesar ini membuat kami kian semangat,” ujarnya. (JON)