”Kami menargetkan mendapat setidaknya satu gelar juara pada Indonesia Masters. Namun, karena kami punya pemain- pemain yang baik, tentu ada harapan untuk mendapat lebih,” kata Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti, Rabu (17/1), di Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Menurut Susy, biasanya tim bulu tangkis pada Asian Games terdiri atas 16 pemain. Namun, dia mengajukan 24 atlet untuk mengantisipasi perubahan, seperti pergantian pasangan atau atlet mengalami cedera. Dari daftar nama yang diajukan, baru 18 atlet yang mendapat dukungan anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Pemain yang disiapkan Indonesia menghadapi Asian Games, di antaranya ganda putri Greysia Polii/Apriani Rahayu. Pemain yang dipasangkan pada Mei 2017 ini diharapkan dapat menyamai prestasi Greysia/Nitya Krishinda Maheswari saat meraih medali emas Asian Games Incheon 2014.
”Kami telah melalui masa transisi pada 2017, tahun ini harus bermain lebih baik,” kata Greysia.
Apriani mengaku tidak terbebani tampil berpasangan dengan Greysia untuk mempertahankan medali emas Indonesia di Asian Games. Prestasi meraih gelar Super Series di Perancis dan Grand Prix Gold di Thailand pada 2017 menjadi modal meraih kesuksesan selanjutnya. ”Saya ingin tampil lebih baik lagi,” katanya.
Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengatakan, Indonesia mempunyai dua kesempatan uji coba kejuaraan menjelang Asian Games. Selain Indonesia Masters, ada kejuaraan Indonesia Terbuka pada 3-8 Juli, sebulan jelang Asian Games.
Prioritas
Sepanjang 2018, menurut Susy, ada delapan kejuaraan yang menjadi prioritas PBSI. Kejuaraan Badminton Asian Team Championship, yang merupakan ajang kualifikasi Piala Thomas dan Uber, menjadi target pada awal musim ini.
Prioritas berikutnya pada kejuaraan All England, Piala Thomas dan Piala Uber, serta kejuaraan dunia di Nanjing, China. Setelah itu, tim bulu tangkis ”Merah Putih” mendapat tugas penting mempertahankan dua medali emas Asian Games.
Tiga prioritas selanjutnya berasal dari kelas yunior, yaitu Kejuaraan Asia Yunior, Kejuaraan Dunia Yunior, dan Olimpiade Remaja. Tiga ajang di level yunior itu, menurut Susy, penting untuk memastikan regenerasi atlet bulu tangkis Indonesia berjalan. (DNA)