JAKARTA, KOMPAS — Masalah teknik dasar masih mengganggu latihan para pemain tim nasional U-23. Buruknya penerimaan bola, salah umpan, kepanikan saat dikepung lawan, dan kurangnya visi permainan membuat materi latihan yang diterapkan pelatih Luis Milla belum berjalan dengan sempurna. Masalah teknik dasar itu terlihat pada latihan timnas di lapangan A, Stadion Gelora Bung Karno, Kamis (18/1).
Pada latihan itu, banyak pemain tidak bisa menghentikan bola dari umpan yang cepat. Bola sering memantul 1-2 meter dari kaki penerima bola. Bola juga memantul ke atas sehingga tidak bisa langsung dikontrol dan lebih mudah direbut lawan.
Kondisi itu beberapa kali membuat aliran bola tidak sesuai keinginan Milla. Salah umpan dan kepanikan saat dikepung lawan juga masih terlihat dari beberapa pemain. Masalah itu sering muncul saat mendekati kotak penalti lawan dan tekanan dari bek lawan meningkat.
Dalam kondisi tertekan, para pemain sering tidak tahu harus menyerang dengan cara apa. Perginya Evan Dimas dari pemusatan latihan nasional untuk berlatih dengan klubnya di Malaysia membuat pola serangan timnas sering tidak terarah.
”Kami berlatih serangan dari kaki ke kaki secara cepat dan langsung melebar ke sisi lain yang lebih terbuka. Latihan berjalan dengan baik. Memang masih ada kekurangan, tetapi tidak apa-apa karena akan kami perbaiki. Para pemain selalu berusaha memberikan yang terbaik,” kata Bima Sakti, asisten pelatih timnas.
Pada latihan hari keempat, pelatih Luis Milla fokus pada latihan serangan dengan delapan pemain dan latihan pertahanan dengan enam pemain. Para pemain yang menyerang dengan bola yang mengalir dan berpindah dengan cepat, dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Serangan dari kedua sayap dilakukan berulang-ulang. Gelandang sayap dan bek sayap secara bergantian berlatih umpan silang dan dilanjutkan tendangan dari lini kedua ke gawang.
Ketiadaan penyerang unggul sebagai target umpan menyulitkan para pemain timnas untuk mengubah umpan-umpan silang menjadi gol. Sampai saat ini, Dimas Drajat yang menjadi penyerang belum menunjukkan keunggulannya. Pada lini pertahanan, latihan difokuskan pada penjagaan orang ke orang atau man to man marking.
Para pemain bertahan dilatih menghadapi serangan cepat dan melokalisasi pergerakan pembawa bola. Untuk latihan bertahan, para gelandang juga dilatih transisi dari menyerang ke bertahan dengan cepat. Latihan transisi itu sangat penting karena pertahanan Indonesia sering kebobolan dari serangan balik dan gelandang terlambat mundur untuk membantu pertahanan.