BERGAMO, JUMAT — Setelah libur dua pekan, Liga Italia Serie A akan kembali bergulir akhir pekan ini. Napoli, sang pemuncak klasemen Liga Italia, akan bertandang ke markas Atalanta, musuh yang kerap memberikan derita, Minggu (21/1) malam.
Bukanlah tanpa alasan media-media Italia menjuluki Atalanta sebagai "nemesis" atau "pemberi hukuman" bagi Napoli. Tim yang bermarkas di Bergamo itu bukanlah tim gurem sembarangan. Mereka punya rekor mengilap atas "Partenopei", tim Liga Italia yang konsisten bermain seksi dan agresif musim ini.
Atalanta hampir selalu membuat Napoli frustrasi saat mereka bertemu. Itu salah satunya ditunjukkan pada perempat final Piala Italia, 3 Januari lalu. Tampil di markasnya sendiri di Naples, Napoli nyaris tidak berkutik dan akhirnya menyerah 1-2.
Bukan sekali itu saja Atalanta membekap Napoli. Dalam empat pertemuan terakhir, Atalanta tiga kali menghabisi Napoli. Musim lalu, Atalanta bahkan tanpa ampun dua kali menghajar Napoli di Liga Italia, baik di kandang maupun tandang.
Kekalahan dua kali itu memaksa Napoli kembali mengubur mimpi meraih scudetto atau juara Liga Italia, musim lalu. "Kami bermain agresif dan benar-benar mati-matian menekan mereka," ujar Mattia Caldara, bek Atalanta, menyingkap rahasia di balik kesuksesan mereka berkali-kali membekap Partenopei.
Atalanta bakal kembali menggunakan senjata utamanya, tampil agresif dan menekan, saat menjamu Napoli di Stadion Atleti Azzurri, Bergamo. Si "Biru-Hitam", sejak dipimpin Pelatih Gian Piero Gasperini, memang seolah punya nyali ekstra.
Mereka tidak pernah gentar dengan nama besar musuh-musuhnya, terutama yang datang ke Bergamo. Pada saat tim-tim lain, salah satunya Juventus, menutup rapat pertahanan saat menghadapi Napoli, Atalanta justru melakukan sebaliknya.
Mereka tampil agresif, berupaya merebut kembali bola sejak di garis pertahanan pertama. "Gasperini meminta kami tampil agresif. Jika membiarkan mereka tampil leluasa dengan ruang terbuka, Anda tidak akan mampu mengejar mereka (Napoli). Kami harus menekan mereka habis-habisan. Ini yang akan ingin kami lakukan besok," ujar Caldara kemudian.
Atalanta, yang finis keempat musim lalu, memang telah banyak kehilangan sejumlah bintang, seperti Franck Kessie dan Andrea Conti, musim ini. Namun, bukan berarti mereka kini melemah. Selain Caldara di lini belakang, tim tuan rumah memiliki barisan pemain yang kreatif, seperti Josip Ilicic dan Alejandro Gomez.
Mereka juga punya pelatih unik, Gasperini. Eks pelatih Inter Milan itu bahkan dikagumi Jose Mourinho, Manajer Manchester United, ketika berkarier di Liga Italia. Gasperini kerap mengubah pola permainan atau taktik saat laga, hal yang langka dilakukan Pelatih Napoli Maurizio Sarri.
Perubahan taktik itu kerap membingungkan lawan-lawannya. Tak ayal, tim-tim raksasa, seperti AS Roma dan AC Milan, pernah dibuat terkapar di Bergamo. "Gasperini ibarat kryptonite bagi Sarri," tulis Football-Italia.
Di sisi lain, Sarri telah belajar dari pengalaman buruk menghadapi Atalanta. Sayangnya, mereka terancam kehilangan kapten Marek Hamsik akibat flu. Tanpa Hamsik, Napoli kurang bertenaga.