YOGYAKARTA, KOMPAS — Laga pembuka Proliga 2018 di GOR Universitas Negeri Yogyakarta, Rabu (19/1), menegaskan esensi bola voli sebagai olahraga tim yang mensyaratkan kerja sama, latihan keras berulang-ulang, dan saling pengertian antarpemain. Hal itu terlihat dari penampilan tim putri Jakarta Elektrik PLN. Meskipun berstatus juara bertahan, persiapan minim yang dijalani tim Elektrik membuat mereka takluk 0-3 (11-25, 7-25, 14-25) dari Jakarta Pertamina Energi.
Menghadapi Pertamina dalam ulangan laga final 2017, Elektrik tak ubahnya tim baru. Diperkuat sebagian besar pemain muda setelah hengkangnya para pemain senior yang membawa mereka juara musim lalu, kerja sama tim sangat lemah dan pemain terlihat kebingungan menyusun serangan. Hal ini ditambah buruknya penerimaan bola pertama.
Perolehan angka Pertamina langsung melejit, 8-1, pada set pertama, tiga angka di antaranya diperoleh dari kesalahan Elektrik dalam penerimaan bola pertama. Akibatnya, variasi serangan Elektrik terbatas dan hanya mengandalkan smes keras spiker Amasya Manganang, itu pun kerap keluar atau terblok lawan.
Sebaliknya, Pertamina memperlihatkan tekad untuk juara. Kerja sama antarpemain cukup rapi dan serangan yang disusun setter Shinta Aini mendulang banyak angka lewat smes keras Anna Stepaniuk (Ukraina) dan Kyla Richey (Kanada). Stepaniuk juga memiliki servis keras yang merebut 10 angka berturut-turut pada set kedua.
Penampilan apik Pertamina didukung kekuatan pemain lokal yang nyaris setara. Dalam laga tersebut, Pelatih M Anshori praktis memainkan 14 pemain, termasuk pada set ketiga saat mencadangkan kedua pemain asing. Rotasi pemain juga terlihat rapi, seperti yang dilakukan Novia Andriani dengan berpindah posisi dari all around menjadi open spiker, dan Nandita Ayu dari posisi all round menjadi pengumpan saat Shinta ditarik keluar.
”Kami berlatih lebih dari dua bulan sehingga kerja sama dan komunikasi pemain sudah terjalin. Perubahan posisi pemain dan kerap mengganti pemain juga bisa kami lakukan sebab materi pemain lokal kami kuat dan setara. Target kami juara,” ujar Anshori percaya diri.
Shinta yang juga kapten Pertamina mengatakan, mereka tidak menganggap remeh lawan meski unggul jauh sejak awal pertandingan. ”Memang pelatih menginstruksikan untuk langsung menekan,” katanya. Dia berharap permainan tim semakin baik menghadapi lawan berikutnya, Gresik Petrokimia, Minggu.
Asisten pelatih Elektrik, Abdul Munib, mengakui, persiapan timnya minim dan latihan tim baru beberapa hari menjelang pertandingan. Pergantian pelatih Tian Mei, yang membawa Elektrik juara Proliga tiga tahun terakhir, dengan Hu Xiaodong serta absennya delapan pemain senior juga berpengaruh pada kinerja tim. (WAS)