JAKARTA, KOMPAS — Belajar dari kekurangan ketika tampil dalam turnamen Thailand Masters, pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, memperbaiki penampilan di Malaysia Masters dengan lolos ke final.
Di Bangkok, Thailand, 9-14 September, ganda putra Indonesia berperingkat ke-16 dunia itu terhenti di perempat final. Berstatus sebagai unggulan kedua, mereka dihentikan ganda Thailand berperingkat ke-46 dunia, Tinn Isriyanet/Kittisak Namdash.
Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi, yang mendampingi di Thailand dan Malaysia, menilai, Fajar/Rian tampil kurang tenang ketika bertanding di Thailand. ”Mereka sering terburu-buru untuk mematikan musuh hingga berbalik membuat kesalahan,” kata Herry.
Kekurangan itu diperbaiki ketika tampil di Malaysia, pekan ini. Herry mengatakan, pasangan yang masing-masing berusia 21 tahun itu, tampil lebih tenang hingga bisa mengontrol permainan. Pukulan mereka pun lebih bervariasi.
Dalam perjalanan menuju final Malaysia Masters di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Fajar/Rian menghentikan dua unggulan. Setelah menyingkirkan unggulan keempat, Takeshi Kamura/Keido Sonoda (Jepang), pada babak kedua, mereka menghentikan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark/5), 15-21, 21-16, 21-17, pada semifinal, Sabtu (20/1). Ini menjadi pembalasan atas kekalahan pada pertemuan dua tahun lalu, pada babak pertama Indonesia Terbuka, 19-21, 21-14, 25-27.
Menghadapi duo Mads yang berpostur lebih tinggi—Kolding bertinggi badan 2,05 meter, Conrad Petersen 1,86 meter—Fajar/Rian berhasil mengontrol permainan dengan taktik no lob, terutama pada gim kedua dan ketiga. Taktik yang menghindari pukulan tinggi itu menyulitkan lawan untuk melancarkan smes.
Fajar, disebutkan dalam laman resmi PP PBSI, mengatakan, taktik itu diterapkan setelah mereka terbawa permainan lawan pada gim pertama. Ketika banyak melakukan lob, Fajar/Rian kesulitan mengembalikan smes tajam lawan.
Mereka pun bertekad menjaga konsentrasi saat final melawan Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia). Pertemuan Fajar/Rian dengan peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu, akan menjadi pertemuan pertama. Fajar/Rian pernah mengalahkan Goh pada Bitburger Terbuka 2017 di Jerman, tetapi saat berpasangan dengan Teo Ee Yi karena Tan cedera.
Fajar/Rian adalah pasangan muda yang diproyeksikan bisa mendekati prestasi ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Meski pelatnas utama ganda putra memiliki empat pasangan lain, di luar pemain senior Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, belum ada satu pun yang prestasinya mendekati Kevin/Marcus, peraih tujuh gelar juara pada 2017. Selain Fajar/Rian, keempat pasangan itu adalah Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, dan Angga Pratama yang akan dipasangkan kembali dengan Rian Agung Saputro.
Pada ganda campuran, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, kesulitan mengatasi kecepatan ganda unggulan kelima, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China). Hanya dalam waktu 29 menit, Hafiz/Gloria kalah, 13-21, 16-21. (IYA)