STUTTGART, MINGGU — Upaya perombakan yang direncanakan pemilik baru Formula 1 (F1), Liberty Media, tidak akan berjalan mudah. Meski tidak lantang menyuarakan penentangan, Mercedes menegaskan bahwa visi mereka untuk F1 sejalan dengan yang telah disuarakan Ferrari.
Hal itu ditegaskan oleh pemimpin Mercedes-Benz dan Daimler AG, Dieter Zetsche, dikutipCrash.net, Minggu (21/1) waktu Indonesia.
Meski di arena balapan, tim Mercedes bersaing ketat dengan tim Ferrari, Zetsche menegaskan, pabrikan mobil asal Jerman itu memiliki banyak kesamaan pandangan dengan Ferrari meski mereka tidak menyuarakannya dengan lantang.
”Kami ini ibarat polisi baik dan polisi jahat. Kami saling mengalahkan dengan sengit di trek dan berusaha untuk memiliki keunggulan sepersepuluh detik. Namun, pada saat yang sama, kami 100 persen sejalan dalam pemikiran kami tentang Formula 1 dan aksi strategis kami di Formula 1. Kami berteman baik,” kata Zetsche tentang rivalnya, Ferrari.
Kesamaan pandangan di antara dua tim terdepan F1 itu jelas akan menyulitkan Liberty Media, yang pada akhir tahun 2017 menyampaikan rencana masa depan mereka terkait regulasi teknis baru. Regulasi baru yang penyusunannya dikoordinasi oleh mantan pemimpin tim Mercedes dan Direktur Teknik Ferrari Ross Brawn itu ditentang oleh Ferrari. Pabrikan mobil Italia tersebut melalui pemimpinnya, Sergio Marchionne, bahkan mengancam akan keluar dari F1.
Mercedes juga menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap rencana manajemen baru F1 itu, khususnya perubahan untuk menstandardisasikan unit mesin yang digunakan saat ini. Hal itu dinilai bisa melemahkan dominasi beberapa tim papan atas saat ini, khususnya Mercedes dan Ferrari yang telah melakukan pengembangan mesin V6 hibrida dengan sangat agresif.
”Kami akan tinggal di Formula 1, tetapi tentu saja platformnya harus tetap bermakna dan berkembang dengan positif,” kata Zetsche.
Mercedes menargetkan bisa meraih gelar juara dunia konstruktor F1 kelima kali berturut-turut pada musim 2018. Jika bisa dicapai, Mercedes akan menjadi pabrikan kedua terlama menjadi juara konstruktor F1, melampaui Red Bull yang menjadi penguasa dari 2010 hingga 2013 dan McLaren dari tahun 1988 hingga 1991. Ferrari menjadi tim yang paling lama menguasai F1, yaitu dari 1999 hingga 2004.
Sementara itu, Pat Symonds yang merupakan anggota tim perubahan teknik yang dipimpinan Brawn, ketika berpidato pada konferensi Motorsports, kemarin, menjelaskan, kunci fokus dari regulasi teknis baru ada tiga, yaitu aerodinamik, mesin, dan suspensi.
”Regulasi teknis F1 dibagi menjadi 21 bagian. Ketika kami mendalami semuanya, kami bisa melihat sejumlah hal tidak relevan dengan tontonan. Karena itu, kami memutuskan apa yang akan dilakukan sepenuhnya hal teknis yang membedakan tiga aspek itu,” kata Symonds, seperti dikutip Motorsport.com.
Dia menambahkan, tim juga mendalami masalah biaya karena biaya ini menyulitkan tim papan bawah untuk bersaing. ”Kami juga ingin menghilangkan kesan hasil balapan sudah bisa diprediksi karena selama lebih dari satu dekade, hal terburuk adalah hasilnya sudah bisa diperkirakan,” ujarnya. (OKI)