Untuk menghadapi persaingan di Indonesia Masters, PP PBSI mengirimkan empat pemain tunggal putri. Selain Fitriani, ada Dinar Dyah Ayustine, Gregoria Mariska Tunjung, dan Hanna Ramadini. Dengan peringkat dunia paling baik di antara pemain tunggal putri, 24, Fitriani diharapkan dapat menembus babak kedua. Namun, harapan itu pupus karena Fitriani dikalahkan Intanon dalam laga selama 40 menit.
Pada gim pertama, Fitriani sempat menunjukkan permainan yang ulet. Kedua kakinya bergerak lincah untuk menjangkau kok. Penonton bersorak-sorai ketika atlet bertubuh mungil itu menunjukkan skill pukulan di depan net. Pada gim kedua, permainan Fitriani menurun. Intanon unggul 10-4, 15-11, kemudian menutup laga 21-16.
”Saya berusaha fokus mengumpulkan poin demi poin. Cara itu lumayan berhasil. Tetapi, kemudian saya sering hilang fokus,” kata Fitriani.
Intanon mengatakan, Fitriani bermain dengan gerakan kaki yang lincah dan mahir. ”Namun, pukulan-pukulannya kurang powerful,” ujarnya.
Ini merupakan pertemuan ketiga Intanon dan Fitriani. Pada dua laga sebelumnya, Intanon selalu unggul. Tiga kali juara dunia di level yunior (2009-2011) dan sekali juara dunia di level senior (2013) ini mengalahkan Fitriani di Malaysia, pekan lalu.
Asisten pelatih tunggal putri Pratama PBSI, Herly Djaenudin, mengatakan, banyak pekerjaan rumah yang menanti pemain tunggal putri, mulai dari pembenahan fokus permainan, pukulan di lapangan, hingga peningkatan fisik. ”Semua harus dilalui demi prestasi yang lebih baik,” ujarnya.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti menuturkan, tunggal putri merupakan sektor pertandingan yang paling tertinggal. Berdasarkan statistik Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), tunggal putri menjadi satu-satunya sektor yang tidak menyumbang gelar turnamen Super Series/Super Series Premier pada 2017.
”Saya memahami kondisi saat ini. Tunggal putri Indonesia tertinggal dari sektor lainnya. Hal itu terjadi karena Indonesia sempat kehilangan satu generasi tunggal putri dan untuk mengejarnya butuh waktu,” kata Susy.
Perempat final
Ganda campuran Yantoni Edy Saputra/Marsheilla Gischa Islami membuat kejutan dengan mengalahkan senior mereka, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto, 21-15, 10-21, 21-14, untuk lolos ke perempat final. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti juga lolos.
Ganda putri Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta lolos setelah mengalahkan unggulan teratas Chen Qingchen/Jia Yifan, 21-15, 21-11. Greysia Polii/Apriani Rahayu juga lolos. Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi satu-satunya ganda putra Indonesia di perempat final. Tunggal putra diwakili Anthony Sinisuka Ginting dan Sony Dwi Kuncoro. (DNA)