CHANGZHOU, KAMIS — Tim nasional sepak bola Vietnam bertekad mewujudkan kisah dongeng di Piala Asia U-23 di China. Mereka tinggal selangkah untuk meraih status tim terbaik se-Asia, hal yang menjadi mimpi kebanyakan tim Asia Tenggara.
Vietnam tampil mengejutkan dan melampaui ekspektasi dengan menembus final Piala Asia U-23 tahun 2018. Mereka bakal menghadapi Uzbekistan di partai puncak yang digelar di Changzhou, China, Sabtu (27/1).
Vietnam pun menjadi tim pertama dari Asia Tenggara yang mampu menembus laga final turnamen usia muda itu. Adapun tim Indonesia, yang diasuh Luis Milla, kembali absen di turnamen itu setelah kandas di fase kualifikasi tahun lalu.
Pencapaian Vietnam di China sangat fenomenal. Di penyisihan grup, mereka menyingkirkan dua tim kuat, yaitu Australia dan Suriah. Skuad Suriah dua kali mempermalukan Indonesia pada laga uji coba tahun 2017.
Dalam perjalanan ke final, tim berjuluk ”Bintang Emas” itu kembali menuai decak kagum dengan menyingkirkan dua raksasa Asia, yaitu Irak di perempat final dan Qatar di semifinal. Kedua lawan Vietnam itu merupakan langganan semifinal Piala Asia U-23. Irak bahkan pernah juara di 2013, yaitu edisi perdana turnamen usia muda itu.
Pasukan Bintang Emas, yang selalu memperlihatkan daya juang tinggi di setiap laga di China, kini berambisi membawa pulang trofi Piala Asia U-23. ”Kami bakal mati-matian saat tampil di final. Jika menang, itu menjadi hadiah terbesar bagi fans kami,” ujar kapten tim Vietnam, Luong Xuan Truong, seperti dikutip VN Express, Kamis (25/1).
Menurut Luong, gairah warga Vietnam menjadi pendorong semangat mereka di China. Jutaan warga Vietnam antusias mengikuti sepak terjang Bintang Emas sejak fase penyisihan grup.
Timnas Vietnam menjadi topik paling banyak dibahas di negara itu, mulai dari kafe, rumah, hingga jalanan. Sejumlah produk ternama di negara itu bahkan memberikan diskon kepada warga yang memiliki nama panggilan serupa para pemain Vietnam. Itu merupakan bentuk penghormatan bagi para penggawa tim itu.
Jutaan warga Vietnam pun larut dalam histeria dan memenuhi jalan-jalan di Hanoi seusai tim itu menyingkirkan Qatar lewat adu penalti di semifinal. Histeria itu dapat dimaklumi mengingat dua kali Vietnam sempat tertinggal.
Kiprah cemerlang Vietnam itu tidak terlepas dari peran pelatihnya, Park Hang-seo. Pelatih asal Korea Selatan itu dijuluki ”Guus Hiddink”. Park pernah mendampingi pelatih asal Belanda itu meloloskan Korsel ke semifinal Piala Dunia Korsel-Jepang 2012. Ia membuat para pemain Vietnam tampil percaya diri, tidak inferior. (JON)