Striker Napoli, Dries Mertens, kembali jadi pahlawan dengan dua golnya pada laga itu. Mental pemain Napoli juga tidak jatuh meski Bologna unggul 1-0 pada menit pertama.
Mental juara memang wajib dimiliki Napoli saat ini karena Juventus akan selalu bermain lebih dulu hingga akhir musim nanti. Kedua tim pun hanya berjarak satu poin, Napoli dengan 57 poin dan Juventus dengan 56 poin. ”Mulai sekarang kami harus selalu fokus pada diri sendiri,” ujar penyerang sayap Napoli, Lorenzo Insigne, seperti dikutip Football-Italia.
Adapun Juventus menang 2-0 atas Chievo pada laga Minggu dini hari WIB. Kemenangan ini tidak mudah karena Chievo merupakan lawan tangguh.
Sayangnya, dua pemain tim ”keledai terbang” itu, Samuel Bastien dan Fabrizio Cacciatore, diganjar kartu merah akibat ulah konyol mereka. Akibatnya, Juventus yang unggul jumlah pemain kemudian bisa mencetak dua gol.
Bastien mendapat dua kartu kuning dalam waktu dua menit, sedangkan Cacciatore dianggap menghina wasit ketika menyilangkan kedua tangan terkepal seperti orang sedang diborgol. Cacciatore melakukan itu saat memprotes wasit.
Hal serupa pernah dilakukan Jose Mourinho saat melatih Inter Milan pada 2010. Mourinho pun mendapat sanksi larangan mendampingi timnya di tepi lapangan selama tiga laga dan denda 40.000 euro atau Rp 661 juta (kurs saat ini).
Bagi Pelatih Juventus Massimiliano Allegri, menang atas Chievo yang bermain dengan sembilan orang bukanlah sesuatu yang membanggakan. ”Kami masih harus memperbaiki tempo permainan. Operan yang kami lakukan sangat lamban dan lawan bisa mudah mengatur posisi,” katanya.
Spalletti kian pusing
Pada laga lainnya, Inter Milan kembali gagal meraup tiga poin setelah ditahan SPAL, 1-1, di Stadion Paolo Mazza. Hasil ini membuat Pelatih Inter Luciano Spalletti semakin pusing karena timnya belum merasakan kemenangan dalam tujuh laga terakhir.
Bahkan, menghadapi tim yang sedang berjuang keluar dari zona degradasi seperti SPAL sekalipun, Inter sama sekali tidak tampil garang. SPAL justru bisa melepaskan tendangan sebanyak 11 kali, sedangkan Inter hanya 10 kali.
Meski hasilnya 1-1, satu gol bagi Inter pun sebenarnya merupakan ”kado” dari SPAL karena merupakan gol bunuh diri bek tim promosi itu, Francesco Vicari, pada menit ke-48. Ironisnya, striker Inter, Mauro Icardi, sama sekali tidak mencatat satu tembakan akurat ke gawang SPAL.
Bek baru Inter yang dipinjam dari Barcelona, Rafinha, menjalani debutnya pada menit ke-90. Bukannya pertahanan menjadi lebih baik, tidak lama kemudian striker SPAL, Alberto Paloschi, justru menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
”Ketika anda kebobolan pada menit-menit akhir seperti itu, rasanya sungguh pahit,” kata Spalletti.
Ia mengakui tidak ada kemajuan sama sekali di tubuh timnya saat ini. Mental pemain menjadi masalah utama.(AP/AFP/REUTERS/DEN)