VALENCIA, SABTU — Setelah terlempar dari Copa del Rey dan sempat terpuruk di Liga Spanyol, Real Madrid mulai memberikan sinyal kebangkitan. Lini depan yang kembali tajam, serta strategi permainan yang bervariasi, membawa Madrid menaklukkan tuan rumah Valencia, 4-1, Minggu (28/1) dini hari, di Stadion Mestalla, Valencia.
Madrid tidak lagi berkutat dengan strategi mengurung pertahanan lawan dan justru memancing Valencia untuk maju menyerang. Taktik itu ampuh untuk membuka pertahanan ”Los Che” dan memudahkan Madrid kembali berpesta gol.
Serangan balik yang menjadi senjata rahasia Madrid kembali dimainkan untuk membongkar pertahanan Valencia. Pada musim 2016-2017, serangan balik sering berbuah gol bagi Madrid. Namun, taktik itu kini jarang dimainkan.
Pada menit ke-16, serangan balik Cristiano Ronaldo harus dihentikan tiga bek Valencia dengan menjatuhkannya di kotak terlarang. Ronaldo yang dipercaya menjadi algojo membawa Madrid unggul 1-0.
Permainan umpan silang dari sayap kanan maupun kiri, yang biasanya dimainkan Barcelona, juga dimainkan oleh Madrid. Pemain belakang Valencia pun harus menjatuhkan Karim Benzema di kotak penalti untuk mematahkan permainan itu.
Ronaldo kembali menjadi algojo dan mencetak gol kedua. Meskipun dari titik penalti, dua gol dalam satu laga penting untuk membangkitkan kepercayaan diri Ronaldo yang sering sial di La Liga sejak awal musim ini. Secara total, Ronaldo membukukan delapan gol di La Liga musim ini.
Dua gol Madrid lainnya dicetak oleh Marcelo dan Toni Kroos. Gol balasan Valencia dicetak oleh Santi Mina.
Kemenangan itu membuat Madrid mulai menempel Valencia yang menempati posisi ketiga. Madrid mengoleksi 38 poin, selisih dua poin dari Valencia.
”Saya pikir kami bermain luar biasa. Kami saling mendukung saat kami memerlukannya dan tidak kehilangan karakter. Kami bermain bagus pada banyak laga, tetapi kami juga bermain buruk pada laga-laga lainnya. Dengan penampilan seperti ini, kami tumbuh lebih kuat,” kata Keylor Navas, kiper Madrid.
Sebelum menang atas Valencia, Madrid juga menang 7-1 atas Deportivo La Coruna pada La Liga. Kemenangan-kemenangan besar itu diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan diri para pemain Madrid sebelum berlaga di Liga Champions.
Pada Kamis (15/2) dini hari WIB, Madrid akan menjamu Paris Saint-Germain pada laga pertama babak 16 besar. Madrid wajib memenangi laga itu demi menjaga peluang juara di Liga Champions. Liga Champions menjadi satu-satunya kompetisi yang masih memberi harapan besar bagi Madrid menjadi juara.
Benzema dan Bale
Pulihnya Karim Benzema dan Gareth Bale membuat lini depan Madrid kembali tajam. Serangan dari trisula Benzema, Bale, dan Ronaldo membuat fokus bek Valencia terpecah.
Valencia tidak cukup hanya menjaga Ronaldo karena Benzema dan Bale juga beberapa kali mengancam gawang. Trisula ini juga lihai berbagi umpan di kotak penalti lawan.
Ketajaman trisula Madrid juga memberikan ruang bagi pemain dari lini kedua untuk membantu serangan dan mencetak gol. Gol Marcelo dan Kroos menjadi bukti banyaknya ruang bagi pemain dari lini kedua untuk menyerang saat lini depan mereka dijaga banyak pemain lawan.
Jika Bale dan Benzema kembali ke penampilan terbaik mereka, Madrid bakal memiliki peluang untuk bangkit di La Liga dan Liga Champions. Di La Liga, peluang menjadi juara sangat kecil karena tertinggal 19 poin dari Barcelona. Namun, peluang juara Liga Champions masih terbuka karena manajer Zinedine Zidane berpengalaman dalam mendongkrak mental para pemain Madrid, dari terpuruk menjadi juara, seperti musim 2015-2016. (AFP/REUTERS/ECA)