Untuk pertama kali dalam kurun waktu hampir satu tahun belakangan ini, Milan sukses memenangi tiga laga Serie A secara beruntun. Setelah mengalahkan Crotone (1-0) dan Cagliari (2-1), tim berjuluk ”Rossoneri” ini menaklukkan tim peringkat ketiga klasemen sementara, Lazio, 2-1, di Stadion San Siro, Senin (29/1) dini hari WIB.
Kemenangan ini merupakan pembalasan yang manis bagi Milan, karena pada pertemuan pertama musim ini, Lazio membenamkan Milan, 4-1, di Stadion Olympico. Selain itu, Lazio merupakan tim papan atas pertama yang mampu dikalahkan Milan pada musim ini. Berdasarkan sejarah, Lazio memang tidak pernah memenangi laga Serie A di San Siro sejak 1989.
Hal yang lebih penting dari laga itu adalah Milan jauh lebih hidup. Para pemain lebih agresif dalam menekan lawan maupun saat menyerang. Mental mereka juga tidak hancur saat Lazio bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui gol Adam Marusic pada babak pertama.
”Milan sudah menginvestasikan banyak uang untuk belanja pemain musim ini. Awalnya memang ada masalah, tetapi ada kemajuan dari sisi psikologis tim,” kata Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso.
Milan mulai bisa menikmati setiap laga tanpa dibayangi lagi rasa takut akan kekalahan seperti pada awal musim. Peran Gattuso sangat besar dalam hal itu. Sesaat setelah wasit mengakhiri laga Milan-Lazio itu, Gattuso masuk ke lapangan dan meminta para pemain mengelilinginya. Para pemain kemudian secara berbarengan mendorong tubuh dan mengusap-usap kepala sang pelatih yang menggantikan Vincenzo Montella itu. Senyum lebar tampak di wajah para pemain.
Bek Milan, Davide Calabria, mengungkapkan, Gattuso pintar mengeluarkan potensi terbaik para pemainnya. ”Saya termasuk yang pada awalnya meragukan penunjukan Gattuso sebagai pelatih baru Milan. Namun, kemampuan Gattuso mengelola emosi pemain mungkin jauh lebih dibutuhkan Milan saat ini,” katanya, seperti dikutip laman surat kabar The Guardian.
Akan tetapi, kemampuan Gattuso sebagai juru taktik, kata Calabria, masih perlu terus diuji. Pintu untuk meraih gelar juara Serie A musim ini sudah tertutup bagi Milan yang kini berada di peringkat ketujuh. Namun, Milan masih punya peluang mengejar gelar juara di Liga Europa dan Piala Italia. Pada Kamis (1/2) dini hari WIB, Milan kembali menjamu Lazio dalam laga pertama semifinal Piala Italia.
Jika Milan sedang mendapatkan momentum untuk bangkit, tetangga mereka, Inter, justru masih berusaha keluar dari krisis. Tim asuhan Pelatih Luciano Spalletti itu tidak bisa menang dalam tujuh laga terakhir. Predikat sebagai kandidat juara Serie A musim ini pun sudah tidak berlaku lagi bagi Inter.
Meski demikian, baik Milan maupun Inter musim ini masih belum bisa mengulang masa kejayaan mereka, tujuh hingga 10 tahun lalu. Milan terakhir kali menjuarai Serie A pada 2010-2011, sedangkan Inter pada 2009-2010 (termasuk menjuarai Liga Champions dan Piala Italia). Kedua raksasa Milan ini sudah mengoleksi masing-masing 18 trofi Serie A dan kini sedang beradu cepat meraih trofi ke-19. (AP/AFP/REUTERS/DEN)