Babak delapan besar akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, 3-4 Februari. Selain Arema, tujuh tim yang lolos adalah Bali United, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Madura United, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan. Undian babak delapan besar akan berlangsung di Jakarta, Rabu ini. Undian itu sekaligus menggeser titik panas persaingan ke Solo.
”Permainan harus kita perbaiki lagi. Ada posisi-posisi yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Namun, kami tidak bisa menyampaikannya di sini. Kami harus membenahi ini agar di Solo bisa lebih baik lagi,” ujar Pelatih Arema Joko Susilo.
Terkait dengan strategi apa yang akan dilakukan pada babak delapan besar, Joko masih enggan mengelaborasi. Dia akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki taktik yang tidak jalan selama penyisihan Grup E.
Menghadapi pertandingan di Solo, menurut Joko, ada dua pemainnya yang tidak bisa tampil akibat akumulasi kartu. Mereka adalah Arthur Cunha da Rocha dan Thiago Furtuoso Dos Santos. Tanpa kedua pemain asing itu, Joko perlu meracik taktik dan formasi pemain supaya permainan tetap solid.
Arema FC akhirnya lolos ke babak delapan besar meskipun memiliki nilai sama, 5 poin, dengan Bhayangkara. Arema berhak melaju berkat unggul jumlah gol dan selisih gol dibandingkan dengan Bhayangkara FC. Atas hasil ini, Arema FC menjadi tim terakhir yang dipastikan lolos ke putaran selanjutnya. Ini juga terbantu oleh hasil pertandingan sebelumnya di Grup E, di mana Persela Lamongan kalah 0-1 dari PSIS Semarang.
Demi bisa lolos ke babak perempat final, baik Arema FC maupun Bhayangkara FC harus berjuang keras. Mereka tampil ngotot, agresif, cepat, dan saling serang sejak peluit babak pertama dibunyikan. Bahkan, permainan cenderung mengarah ke kasar. Akibatnya, wasit Annas Apriliandi dari Bandung harus mengeluarkan lima kartu kuning, tiga untuk Arema dan dua untuk Bhayangkara.
Sejumlah peluang gol tercipta di antara kedua tim, tetapi tidak berhasil diselesaikan. Tercatat dua pemain Arema, yakni Hendro Siswanto dan Thiago Furtuoso Dos Santos, berhadapan satu lawan satu dengan penjaga gawang Bhayangkara FC, Panggih Prio Sembodho, tetapi tidak membuahkan gol. Begitu pula di pihak Bhayangkara, tendangan anak-anak asuh Simon McMenemy hanya membentur mistar gawang.
Persiapan Liga 1
Sementara itu, tim-tim yang gagal lolos ke babak delapan besar harus segera bersiap menghadapi kompetisi Liga 1. Pelatih Persela Lamongan Aji Santoso yang timnya diempaskan PSIS mengatakan, Piala Presiden menjadi bahan evaluasi untuk menghadapi kompetisi Liga I. Evaluasi menyangkut beberapa hal, salah satunya soal pemain.
”Salah satu yang akan dievaluasi adalah pemain asing yang saat ini masih tahap seleksi,” ujar Aji.
Mantan pelatih tim nasional U-23 itu menduga, kekalahan timnya dari PSIS karena beban berat yang ditanggung anak-anak asuhnya. ”Peluang kami cukup berat untuk bisa lolos karena harus menang paling tidak 3-0. Itu mungkin menjadi beban psikologis bagi anak-anak,” ujar Aji.
Pelatih PSIS Semarang Subangkit mengatakan, pihaknya juga harus berburu pemain lagi yang sesuai dengan karakter PSIS guna menghadapi kompetisi berikutnya. PSIS juga akan menjalani laga uji coba dengan tim lain guna mematangkan diri.
Mengenai laga melawan Persela, Subangkit mengatakan, pihaknya sengaja bermain menekan sejak babak pertama dimulai. Hal itu dilakukan meski PSIS sudah tidak memiliki peluang untuk masuk ke perempat final akibat sistem penilaian yang memberikan peluang kepada tiga peringkat kedua terbaik.
Gol semata wayang PSIS Semarang tercipta dari sontekan Bayu Nugraha yang berdiri tanpa pengawalan di pojok kotak penalti pada menit ke-55. Laga ini berlangsung lamban dan kurang gereget. (WER)