JAKARTA, KOMPAS — Petinju-petinju dari Denpasar, Bali, memperlihatkan diri sebagai salah satu tim terkuat di Kejuaraan Terbuka Piala Kapolda Metro Jaya. Dari lima petinju yang dikirim ke Jakarta, empat petinju merebut emas.
Pada Kejuaraan Terbuka Piala Kapolda Metro Jaya yang digelar pada 29 Januari-3 Februari, para petinju di bawah sasana tinju Adi Swandana menang dengan mudah atas lawan-lawannya. Adi Swandana adalah mantan petinju nasional yang juga menjadi pelatih timnas tinju Indonesia.
”Untuk meningkatkan jam terbang, Pertina Denpasar akan mengikutkan para petinju di beberapa kejuaraan di Asia Tenggara,” kata Made Muliawan Arya atau Made Gajah, Ketua Persatuan Tinju Amatir (Pertina) Denpasar, Minggu (4/2).
Di kelas 49 kilogram, petinju nasional Kornelis Kwangu Langu ”Cornezto” menyumbang emas pertama untuk Denpasar. Di babak final, Sabtu (3/2), Cornez kembali menyarangkan pukulan KO dan membuat lawannya Rivaldi dari angkatan udara jatuh di ronde ketiga. Ini menambah catatan KO Kornelis menjadi empat dari lima pertandingan yang diikutinya.
Tiga petinju Denpasar lainnya yang mendapatkan emas adalah Ferdi Nandus (52 kg), Julio Bria (56 kg), dan Gregorius Gheda (64 kg). Pertina Denpasar semula hanya menargetkan 2 emas dan 2 perak di kejuaraan ini. ”Namun, hasilnya jauh lebih bagus. Ini berkat kerja keras petinju dan pelatih kami,” kata Made Gajah.
Di Bali petinju-petinju terkuat datang dari Sasana Adi Swandana Denpasar. Pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali 2017 lalu, misalnya, Denpasar menyapu bersih medali dengan 7 emas dan 1 perak dari 8 kelas yang dipertandingkan.
Babak final Piala Kapolda Metro Jaya diikuti 26 petinju dari 13 kelas yang dipertandingkan. Partai putri mempertandingkan 5 kelas dan putra 8 kelas. Kejuaraan itu diikuti 175 petinju dari 30 provinsi di Indonesia.
Pada kejuaraan itu, tim TNI AD menyabet medali emas terbanyak, yaitu 6 medali. Menurut Ferry Moniaga dari Pertina Pusat, petinju tim TNI AD datang dari berbagai kesatuan.
Pada kejuaraan itu sekaligus dilakukan pelantikan pengurus Pertina DKI Jakarta. Ketua Umum Pertina Johanis Asadoma berharap para pengurus baru Pertina bisa bekerja keras dengan penuh dedikasi untuk dunia tinju. ”Kita akan menghadapi Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020. Tentu dibutuhkan peran kuat dari pengurus-pengurus tinju di daerah,” kata Asadoma. Tanpa kerja keras tidak akan ada pembinaan yang baik sehingga tidak akan bisa memunculkan petinju-petinju bagus.
Di partai putri, petinju DKI Jakarta, Novita Sinadia, akhirnya meraih emas setelah mengalahkan Rani (Angkatan Udara Malang) di kelas 51 kg. Kedua petinju bermain seimbang dan sama-sama agresif. Meski Rani lebih tinggi dan jangkauannya lebih panjang, Novita mampu dengan cerdas menyelipkan pukulan-pukulan ke wajah Rani.
Novita dinyatakan sebagai petinju putri favorit dan Gresty Alfons (AD) dipilih sebagai petinju putra favorit. Piala Kapolda juga memilih Cornezto dan Alfianita Kartika (Mabes AU Jakarta) di bagian putri sebagai petinju terbaik . (IND)