JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Taekwondo Indonesia menggunakan momen uji coba kejuaraan atau test event Asian Games untuk menguji kemampuan para atlet pemusatan latihan nasional. Mereka juga diperkenalkan atmosfer pertandingan di tingkat Asia karena ada delapan negara yang ikut berlaga.
”Selain Indonesia, tujuh negara lain yang mengikuti ajang itu adalah Korea Selatan, Mongolia, Hong Kong, India, Filipina, Malaysia, dan Laos. Meskipun banyak negara Asia Timur dan Timur Tengah yang lain tidak hadir, laga uji coba pada 10-13 Februari itu cukup untuk memperkenalkan suasana persaingan di Asian Games,” kata Zulkifli Tanjung, Ketua Harian PBTI, di Jakarta, Minggu (4/2).
Pada laga uji coba itu, tim Indonesia akan mengikuti 10 kelas kyorugi atau pertarungan dan 4 kelas poomsae atau jurus. Pada setiap nomor itu, PBTI memiliki satu atau dua atlet unggulan, tetapi hanya ada satu atlet yang diikutkan. Pada kelas -58 kilogram putra, misalnya, ada Reynaldi Atmanegara dan Fauzi Akbar. Pada kelas -80 kg dan +80 kg putra terdapat tiga atlet, yaitu Lukas Budi Santoso, Rizki Anugrah, dan Nickolas Armada. Dari ketiganya, hanya dua yang ikut bertanding.
”Semua atlet harus menunjukkan kemampuan terbaik mereka dan berusaha merebut medali emas. Namun, saat ini PBTI belum memberi target khusus karena ajang ini lebih ditujukan sebagai uji coba penyelenggaraan,” kata Zulkifli.
Manajer tim Indonesia Rahmi Kurnia mengatakan, atlet negara lain yang hadir ke Indonesia belum tentu merupakan atlet terbaik. Namun, semua atlet Indonesia tetap harus bertarung sebaik-baiknya untuk menguji hasil latihan mereka selama di pelatnas jangka panjang. Hasil pertandingan tetap akan dievaluasi dan menjadi bahan seleksi untuk mengikuti Asian Games.
Uji tanding
Selain pada test event, atlet Indonesia akan menjalani lima turnamen sampai menjelang Asian Games. Kelima turnamen itu adalah Malaysia Terbuka pada awal Maret, Spanyol Terbuka pada akhir Maret, Jerman Terbuka pada April, Kejuaraan Asia di Vietnam pada Mei, dan Korea Terbuka pada Juli.
”Atlet Indonesia harus dimatangkan melalui berbagai pertandingan internasional, bukan sekadar melalui latihan. Dengan mengikuti pertandingan, mereka akan mempraktikkan hasil latihan teknik, taktik, dan fisik. Mental mereka akan diuji pada pertarungan sesungguhnya. Kecepatan, keseimbangan, dan stamina juga diuji. Kecerdikan mereka dalam menyusun taktik juga dipraktikkan jika ingin merebut kemenangan,” kata Rahmi.
Menurut Rahmi, setiap pertandingan akan direkam dan dipelajari kelebihan dan kekurangan setiap atlet. Rekaman itu akan digunakan untuk melakukan evaluasi dan perbaikan taktik dan teknik atlet agar grafik penampilan mereka terus membaik dan dapat merebut medali emas di Asian Games.
Para atlet kyorugi juga akan menjalani pelatnas di Eropa setelah Spanyol Terbuka sampai Jerman Terbuka dan pelatnas di Korea sesudah Kejuaraan Asia sampai Korea Terbuka. Pada saat itu, mereka akan menjalani uji tanding melawan atlet asing.
Sementara itu, atlet poomsae akan menjalani pelatnas di Korea Selatan sejak Maret sampai Korea Terbuka. Atlet poomsae harus menyempurnakan gerakan dan memadukannya dengan kekuatan, keseimbangan, dan kecepatan. Atlet poomsae Indonesia ditargetkan meraih satu sampai dua medali emas Asian Games. (ECA)