Drama Wasit di Anfield
Ribuan fans Liverpool tersentak, bahkan nyaris meloncat dari bangkunya, seusai Mohamed Salah menjebol gawang Spurs untuk kedua kali, yaitu pada menit injury time 90+1. Gol yang membuat ”The Reds” unggul 2-1 itu disangka fans tuan rumah menjadi klimaks laga tersebut.
Manajer Liverpool Juergen Klopp pun larut dalam euforia. Ia merayakan gol itu dengan gaya khasnya, berlari kencang di pinggir lapangan lalu meloncat ke udara dengan tangan terkepal.
Klopp dan fans Liverpool saat itu patut histeris. Tiga menit sebelumnya, Liverpool di ambang kekalahan seusai diganjar penalti kontroversial. Namun, Harry Kane, striker Spurs, gagal mengubah penalti itu menjadi gol.
Seiring waktu berjalan, Salah mengeluarkan sihirnya. Berawal dari lemparan ke dalam, mantan pemain Chelsea dan AS Roma itu ”menari-nari” mengecoh tiga bek Spurs sebelum menjebol gawang Spurs lewat sudut sempit.
Gol inilah yang membuat Salah dijuluki ”Messi dari Mesir”. Keindahan gol itu hanya bisa ditandingi gol Victor Wanyama, gelandang Spurs, di menit ke-80. Bola tendangan Wanyama sejauh 27 meter itu bak ”halilintar” yang menyambar gawang The Reds.
Di saat fans Liverpool mengira akan pulang dan tidur nyenyak, mereka terenyak dengan keputusan wasit Jonathan Moss yang kembali menghadiahi Spurs penalti, tiga menit seusai gol Salah.
Gol ke-100 Kane
Kali ini, Kane menunaikan penalti menjadi gol. Namanya pun bersanding dengan para legenda Liga Inggris seperti Thierry Hendry, Michael Owen, dan Robbie Fowler. Ia mengukir gol ke-100 di Liga Inggris hanya dalam 141 laga. Rekor itu hanya kalah cepat dari legenda Newcastle United, Alan Shearer, yang mengukir 100 gol dari 124 laga.
Di tengah loncatan kegirangan Manajer Spurs Mauricio Pochettino, para pemain Liverpool sibuk memprotes wasit. ”Curang, curang,” teriak suporter tim tuan rumah yang menggema di Anfield begitu laga itu berakhir.
Liverpool tidak terima dua kali diganjar penalti yang kontroversial. Mereka merasa kemenangan di depan mata itu dirampas wasit Moss dan asistennya, Eddie Smart. Dua penalti Spurs itu jadi perdebatan di media arus utama dan media sosial di Inggris.
Klopp, yang sangat jarang mengomentari wasit, tidak mampu menutupi kegusarannya. ”Penalti pertama offside, yang kedua tidak jelas. Jika saya mengatakan apa yang saya pikirkan ini, maka saya akan membayar denda terbesar di dunia. Ini sungguh tidak masuk akal,” ujar Klopp kesal.
Jermaine Jenas, mantan pemain Spurs, sependapat, penalti pertama tidak seharusnya diberikan karena Kane berdiri di posisi offside. ”Memang, bola itu sempat menyentuh Dejan (Lovren, bek Liverpool). Namun, ia tidak sengaja. Penalti itu seharusnya tak ada karena offside,” ujarnya.
Bek Liverpool, Virgil van Dijk, pun membela diri terkait penalti kedua. Penalti di pengujung laga itu diberikan wasit Moss karena bek termahal dunia itu dinilainya menjatuhkan pemain pengganti Spurs, Erik Lamela, dengan lututnya di kotak penalti.
”Saya melihat dia datang (Lamela) dan mencoba menahan kaki saya. Dia lalu mendorong badannya ke arah bola dan terjatuh sendiri. Wasit sempat berkata itu tidak masalah. Namun, asistennya (Smart) berkata sebaliknya,” tutur Van Dijk.
Adapun menurut Jenas, penalti kedua itu sah terlepas pembelaan diri Van Dijk. Mantan bek Southampton itu dinilai melakukan tindakan berisiko dengan sedikit mendorong Lamela lewat lututnya. ”Smart melakukan tindakan benar dengan mengoreksi putusan Moss,” ujar Jenas.
Menariknya, bukti baru menunjukkan penalti kedua Spurs itu tidak seharusnya terjadi. Benar tidaknya pelanggaran Van Dijk bahkan tidak perlu diperdebatkan. Berdasarkan foto yang diungkap Sky Sports, Lamela dalam posisi offside jelang terjatuh atau saat menerima bola dari rekannya, Fernando Llorente.
Polemik keputusan wasit yang terjadi pascalaga itu menunjukkan teknologi video wasit (VAR) perlu segera diterapkan di Liga Inggris. Teknologi itu telah dipakai di Liga Italia dan Jerman.
Akhir-akhir ini memang marak kesalahan mencolok yang dilakukan wasit-wasit Liga Inggris. Sebelumnya, pada laga Arsenal kontra Everton, wasit mengesahkan gol Pierre-Emerick Aubameyang yang seharusnya offside. ”VAR akan meningkatkan akurasi keputusan wasit, yaitu dari 96 persen menjadi 98 persen,” ungkap Mike Riley, Managing Director Asosiasi Wasit Profesional di Inggris (PGMOL).
Sementara itu, Chelsea dikabarkan menyiapkan eks pelatih Barcelona, Luis Enrique, untuk menggantikan pelatih saat ini, Antonio Conte. Pelatih asal Italia itu terancam dipecat jika Chelsea kembali kalah. (AFP/BBC/Reuters/JON)