Manajer tim Indonesia sekaligus Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, dengan mengandalkan sektor ganda, peluang Indonesia menjadi juara grup terbuka. ”Melihat kenyataan, prestasi pemain ganda memang di atas pemain tunggal. Kalau mau aman, dua poin untuk tim putra dan putri berasal dari ganda. Sementara pemain tunggal mendapat tanggung jawab setidaknya mendapat satu poin,” kata Susy di Alor Setar, Malaysia, Rabu (7/2) malam.
Dua pasangan ganda yang memperkuat tim putra dan putri didorong untuk menyumbangkan angka. Pasangan yang menjadi harapan antara lain juara India Terbuka 2018, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Greysia Polii/Apriani Rahayu (untuk tim putri). Di sektor putra, Indonesia juga diperkuat ganda Hendra Setiawan/Angga Pratama dan Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro, yang sudah diturunkan dalam dua pertandingan terakhir Indonesia melawan Maladewa dan Filipina.
Menurut Susy, materi ganda putra Indonesia cukup bagus. ”Siapa pun yang dipasangkan tak ada masalah. Mereka sama-sama pemain kuat, tinggal nanti dipilih mana yang paling siap,” katanya.
Kemenangan 5-0 atas Filipina, kemarin malam, menjadi modal bagi tim putra Indonesia untuk berhadapan dengan India. Lima kemenangan Indonesia berasal dari Jonatan Christie, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro, Anthony Sinisuka Ginting, Angga Pratama/Hendra Setiawan, dan Ihsan Maulana Mustofa.
Untuk menjadi juara grup, tim putra Indonesia membutuhkan tiga kemenangan atas India. Apabila tim putra India dan Indonesia sama-sama menurunkan tim inti, Jonatan, yang menempati peringkat ke-14 dunia, tampil sebagai tunggal pertama, berhadapan dengan Kidambi Srikanth (peringkat ke-5). Pemain kedua dan ketiga tunggal Indonesia adalah Anthony dan Ihsan. Mereka akan bersaing dengan Sai Praneeth dan Sameer Verma. Unggulan kedua India, Prannoy HS, dikabarkan masih dalam pemulihan cedera sehingga kemungkinan absen dari pertandingan.
Dari tiga pertemuan Jonatan dan Srikanth, tunggal putra India tampil lebih unggul dengan mengantongi dua kemenangan di Malaysia Masters (2016) dan Piala Sudirman (2017). Jojo, panggilan akrab Jonatan, baru satu kali menang melawan Srikanth.
Penampilan tunggal putra terbaik India memang cukup mengancam mengingat sederet prestasi yang diraihnya musim lalu. Sejak juara di Indonesia Terbuka 2017, Srikanth merebut gelar Super Series/Premier di Australia, Denmark, dan Perancis. Sebaliknya, Jojo hanya meraih runner-up di dua laga final tahun lalu.
Pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra Ho, mengatakan, persaingan Indonesia melawan India lebih merupakan adu mental dalam menghadapi momen penting laga. ”Berdasarkan peringkat pertandingan, Indonesia memang tertinggal. Tetapi, itu tidak bisa jadi patokan. Banyak pemain top kalah dari non-unggulan. Apalagi, secara teknik kita tak kalah,” ujar Hendry.
Pengalaman tunggal Indonesia mengalahkan pemain-pemain top, yaitu Jojo menaklukkan dua kali juara Olimpiade dan lima kali juara dunia, Lin Dan (China), dan Anthony pernah mengatasi juara Olimpiade 2016 asal China, Chen Long, merupakan bekal untuk menghadapi India.
Laga berat juga akan dilalui tim putri Indonesia hari ini. Tim putri berhadapan dengan tembok China demi merebut juara grup. Jeda satu hari sebelum laga digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh, berlatih akurasi pukulan, dan menjaga kebugaran.