”Soal hasil memang akan selalu sulit diperkirakan. Ini adalah Formula 1, ini bukan perhitungan matematika yang bisa diketahui hasilnya lebih awal. Apa pun bisa terjadi. Bahkan, tim favorit dan sang juara Mercedes tak bisa menjamin pada 2018 akan menjadi yang tercepat. Namun, kami cukup optimistis dan kami tahu apa yang dilakukan Red Bull dengan mesin Renault. Mereka mungkin bukan yang tercepat di kualifikasi, tetapi mereka sangat cepat saat balapan,” kata Alonso, dikutip Crash.net, Selasa (6/2), dari markas timnya di Woking, Inggris.
Tim McLaren terakhir kali merasakan podium tertinggi F1 pada balapan di Brasil tahun 2012. Oleh karena itu, pada tahun ini mereka bertekad mengakhiri kiprahnya yang dipenuhi kegagalan sepanjang empat tahun terakhir, tanpa pernah tampil di podium. Terakhir kali pebalap McLaren naik ke podium adalah pada GP Australia tahun 2014.
Alonso yang berkaca pada hasil tim Red Bull, yang beberapa kali naik podium pada musim lalu, bahkan memenangi tiga putaran balapan, yakin bahwa tim McLaren pun sekarang siap ke jalur juara lagi pada tahun 2018.
”Saya rasa dalam tiga tahun terakhir kami semua di tim ini mengalami perubahan. Kami semua banyak mengalami saat yang sulit. Kami mempelajari sejumlah hal, pelajaran-pelajaran yang sulit, sering kali karena kami harus berhenti secara menyakitkan. Tim sekarang siap untuk tampil sebaik-baiknya,” ungkap pebalap Spanyol berusia 37 tahun itu.
Alonso menambahkan, hal terbesar yang dipelajarinya dalam tiga tahun terakhir adalah kecepatan tim dalam bekerja. ”Mereka tak pernah menyerah. Mereka sangat menyatu, sangat konstruktif, bekerja habis-habisan, bahkan untuk menambah lebih cepat 0,05 detik untuk balapan berikutnya, meski kami hanya bertarung untuk posisi ke-16,” kata Alonso.
”Itu adalah semangat di dalam tim yang sangat luar biasa. Itu adalah sesuatu yang akan saya ingat untuk waktu yang lama,” ucap juara dunia F1 tahun 2005 dan 2006 tersebut. (OKI)