Ketiadaan Fasilitas Latihan Dikeluhkan Peserta Uji Coba Asian Games
JAKARTA, KOMPAS — Tidak lengkapnya alat maupun sarana masih menjadi kendala persiapan dan pelaksanaan uji coba Asian Games 2018 di Jakarta. Persoalan itu antara lain terlihat di arena tinju yang digelar di JIExpo, Kemayoran.
Hingga Jumat (9/2) belum terpasang perlengkapan berlatih di arena tinju itu. Fasilitas untuk latihan di arena yang terdapat di Hall A4 JIExpo hanya berupa ruangan kosong dengan lampu penerangan. Tidak ada ring, samsak, maupun speed ball.
"Ketiadaan fasilitas latihan ini sangat mengganggu kami. Kami memerlukan peralatan latihan untuk menyiapkan atlet dan menurunkan berat badan bagi yang melebihi batas di kelasnya," kata Lee Kyoun Yeol, pelatih tinju Korea Selatan, Jumat (9/2).
Lee juga mengeluhkan sempitnya ruang tidur dan ketiadaan fasilitas hiburan di dalam kamar di Wisma Atlet Kemayoran. Tidak ada televisi dan jaringan internet nirkabel membuat para atlet bosan di kamar mereka.
"Ketiadaan hiburan dan kamar yang terlalu sempit membuat suasana tidak nyaman. Namun, makanan dan air untuk mandi sudah cukup baik dan tidak ada masalah," kata Lee.
Adapun peserta lainnya, yaitu Ishak Norizam dari tim panahan Malaysia, mengeluhkan kamarnya yang kebanjiran. Kamarnya tergenang air akibat bocornya air dari pipa pembuangan. "Saya terkejut melihat banyak genangan air di lantai kamar kami. Namun, itu sudah ditangani petugas di wisma," kata Norizam yang ditemui di arena panahan di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan.
Sementara itu, di arena taekwondo, matras yang semula tertahan di Bea dan Cukai sudah dipasang pada Kamis (8/2) malam. Enam matras latihan dan tiga matras pertandingan dipasang untuk menggantikan matras yang dipinjam dari GOR POPKI. Matras-matras itu sudah digunakan untuk berlatih oleh atlet-atlet dari Laos, Indonesia, Hong Kong, dan Filipina.
"Matras yang kami gunakan untuk berlatih sudah sesuai standar. Suhu udara ruang latihan juga cukup mendukung karena sejuk. Kami siap bertanding pada laga besok (Sabtu ini)," kata Scarlet Yiu, atlet Hong Kong.
Terkait kelengkapan peralatan dan sarana, sejumlah peserta dan delegasi teknik di cabang panahan memuji kesigapan panitia. Tidak ada perlengkapan tanding atau alat latihan yang bermasalah di arena ini. Fasilitas penunjang seperti ruangan medis, ambulans, dan transportasi, hingga makanan tersedia dengan baik dan tidak menemui masalah berarti sejak hari pertama latihan, kemarin.
Tempat penyimpanan
Hanya saja, sejumlah peserta uji coba panahan meminta disediakan ruang penyimpanan peralatan pribadi seperti busur dan anak panah. Saat ini, di arena panahan belum tersedia lemari maupun ruang penyimpanan.
"Kami kerepotan kalau setiap hari harus membawa tas-tas besar berisi peralatan ini dari wisma, lalu ke bus, dan arena. Atlet kami rasanya seperti atlet angkat berat, harus menenteng-nenteng tas yang bobot per buahnya bisa mencapai lebih dari 20 kilogram. Sangat membantu jika ada tempat penyimpanan barang di arena," ujar Yu Kam Ming, Manajer Tim Panahan Hong Kong.
Ping-Kun Chiu, delegasi teknik dari World Archery Asia, juga berharap panitia menyiapkan tempat penyimpanan itu. "Di kejuaraan-kejuaraan internasional, tempat ini biasa disediakan," ujarnya.
Manajer kompetisi cabang panahan, Ary Koeswiranto, berkata, pihaknya akan mengupayakan tempat penyimpanan barang itu. "Tempatnya mungkin di ruangan serbaguna. Sebagian areal akan ditutup dengan partisi untuk barang. Ruangan akan kami kunci di malam hari," ujarnya.
Sementara itu, manajer kompetisi cabang taekwondo, Yefi Triaji, mengatakan, dana operasional cabang taekwondo sudah cair. Pertandingan Sabtu (10/2) pun sudah siap digelar.
Pada cabang angkat besi, fasilitas latihan dan pemanasan juga sudah siap dan mulai digunakan berlatih oleh atlet Arab Saudi. Atlet Indonesia masih berlatih di lokasi pelatnas karena baru masuk perkampungan atlet pada Jumat (9/2) malam.
Alamsyah Wijaya, manajer kompetisi cabang angkat besi, mengatakan, dana operasional untuk cabangnya sebesar Rp 433 juta belum cair. Padahal, biaya transportasi untuk memindahkan banyak peralatan dari bandung ke Jakarta harus dibayar.
"Kami tidak mau mengeluh meskipun berharap dana itu dicairkan segera. Selain dana, hampir semua persiapan sudah selesai dilakukan," kata Alamsyah.
Sementara itu, Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) juga memastikan arena voli untuk uji coba Asian Games 2018 pada 11-15 Februari siap digunakan.
Arena itu disiapkan dengan waktu singkat mengingat Lapangan Tenis Tertutup Senayan masih dijadikan lapangan cadangan untuk latihan Piala Davis 2018 Grup II Zona Asia/Oseania pada 3-4 Februari. Selain itu, arena juga dalam proses serah terima dari kontraktor kepada pengelola kompleks olahraga Gelora Bung Karno, pekan ini.
Manajer Arena Voli Ruangan Inasgoc Ahmad Junianto di Jakarta, kemarin, mengatakan, saat ini, pihaknya tengah melakukan persiapan akhir pada arena voli, yakni melakukan setting lampu penerangan dan memasang layar digital. (ECA/JON/DRI)