Gol perdana itu juga menjadi sarana bagi Coutinho untuk membuktikan dirinya layak dibeli Barcelona dengan harga Rp 2,68 triliun. Gol itu juga membungkam para kritikus sepak bola yang menilai adaptasi Coutinho di Barca berlangsung lambat.
”Ini momentum istimewa bagi saya. Saya selalu berusaha mencetak gol perdana. Akhirnya, saya mencetaknya hari ini dan membantu tim melaju ke final,” ujar gelandang asal Brasil itu.
Sejak dibeli dari Liverpool, Januari lalu, Coutinho dimainkan pada tiga posisi berbeda, yaitu gelandang serang, pengatur permainan, dan penyerang sayap. Manajer Barca Ernesto Valverde masih mencari posisi yang tepat bagi Coutinho.
Coutinho mampu berkontribusi untuk melepas umpan matang ke kotak penalti dan tendangan ke gawang lawan. Namun, Coutinho baru dapat mencetak gol pada laga kelimanya. Gol itu terasa lebih istimewa karena dicetak berkat asis dari Luis Suarez, rekan setimnya di Liverpool.
”Gol pertama saya untuk Liverpool juga dari umpan Suarez. Saya berharap dapat membantu Suarez dan Lionel Messi untuk mencetak gol juga. Saya merasa luar biasa sejak datang ke sini dan mereka membantu saya untuk menyatu,” kata Coutinho yang teringat gol perdananya bagi Liverpool pada 17 Februari 2013.
Coutinho dimainkan pada awal babak kedua menggantikan Andre Gomes. Menurut Valverde, Gomes memiliki kekurangan dalam penguasaan bola pada sepertiga lapangan akhir sehingga Coutinho harus menggantikannya.
Keputusan itu terbukti tepat. Saat Messi dan Suarez kesulitan mencetak gol karena ketatnya penjagaan, Coutinho menjadi solusi pembuka gol pada menit ke-49. Jika Coutinho dapat meningkatkan produktivitas golnya, Valverde akan memiliki banyak variasi taktik yang dapat dimainkan untuk lini depan dan lini kedua Barcelona.
Gol kedua Barcelona pada laga itu merupakan buah kejelian Valverde meramu kekuatan pada lini kedua. Saat Messi dan Suarez kesulitan mencetak gol, bola dioperkan kepada pemain dari lini kedua dan berbuah gol. Gol kedua itu dicetak oleh Ivan Rakitic pada menit ke-82, memanfaatkan umpan dari Suarez.
Duet penyerang yang sangat produktif dan variasi serangan dari lini kedua yang tajam membuat Barcelona dijagokan dapat memenangi laga final Piala Raja Spanyol. Pada laga final, Barcelona bertemu Sevilla. Final itu menjadi ulangan final Copa del Rey 2015-2016. Saat itu, Barcelona tampil sebagai juara.
”Barca tampil di banyak final. Ini adalah final kelima berturut-turut pada Copa del Rey bagi grup pemain ini. Tidak mudah terus mengulangi kesuksesan seperti ini. Namun, ini merupakan final kedua bagi saya. Saya berharap, saya lebih beruntung dibandingkan dengan final yang pertama,” kata Valverde yang membawa Athletic Bilbao ke final Copa del Rey pada 2015 dan kalah dari Barcelona.
Barcelona menembus final sejak 2014 hingga 2018. Barca hanya sekali gagal juara saat dikalahkan Real Madrid pada 2014. Pada tiga final lainnya, Barca selalu juara. Barca juga klub yang paling banyak menjuarai Copa del Rey, 29 kali.
Bagi Valencia, para pemain meninggalkan lapangan dengan kekecewaan. Mereka sempat berharap dapat membalik kekalahan 0-1 pada laga pertama, tetapi justru semakin terpuruk.
”Kami memiliki beberapa peluang. Namun, mereka jauh lebih baik. Kami bertarung dengan baik, tetapi kami tidak berada pada tingkat yang sama, saat ini,” kata Marcelino Garcia Toral, Pelatih Valencia. (AP/Reuters/ECA)