ALOR SETAR, KOMPAS Tim bulu tangkis putra dipastikan lolos ke final Kejuaraan Beregu Asia 2018 setelah Firman Abdul Kholik di partai kelima mengalahkan tunggal ketiga Korea Selatan, Lee Dong-keun, 22-20, 11-21, 22-20. Kemenangan Firman pada debutnya di tim putra membuka peluang Indonesia mempertahankan gelar juara Asia.
Firman mengatakan, kunci kesuksesannya adalah bermain percaya diri. Hal itu terlihat saat dia merebut delapan angka berturut-turut dalam posisi tertinggal 14-20 pada gim ketiga untuk berbalik menang 22-20. ”Saya tampil tanpa beban. Menjalani debut di beregu putra, saya jadikan sebagai motivasi saja,” kata Firman seusai laga di Stadion Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia, Sabtu (10/2).
Saat Firman memastikan kemenangan Indonesia atas Korsel, 3-2, rekan-rekannya langsung berlari dan memeluk Firman di tengah lapangan. Firman adalah satu-satunya pemain putra yang baru pertama kali membela Indonesia pada ajang yang juga jadi kualifikasi Piala Thomas itu.
Oleh tim pelatih, Firman tidak dimainkan saat Indonesia menjalani laga penyisihan grup melawan India, Filipina, dan Maladewa, serta pada perempat final melawan Jepang. Namun, karena Anthony Sinisuka Ginting cedera, tenaga Firman pun dibutuhkan. ”Saya senang bergabung dengan pemain-pemain senior. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa diandalkan,” kata Firman sebelum tim berangkat ke Malaysia.
Selain Anthony, tim putra juga bermain tanpa ganda nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Keduanya kembali ke Tanah Air karena Marcus perlu memulihkan otot perutnya yang tertarik dalam latihan. Namun, dengan tujuh pemain tersisa, Jonatan Christie dan kawan-kawan tetap tampil prima.
Jojo, sapaan akrab Jonatan, menyumbang angka pertama Indonesia setelah mengalahkan Son Wan-ho, 21-18, 21-14. Kemenangan ini diikuti ganda putra Mohammad Ahsan/Angga Pratama. Pasangan dadakan ini unggul atas Chung Eui-seok/Seo Seung-jae, 21-8, 21-10. Ahsan, yang pada tiga laga sebelumnya berpasangan dengan Rian Agung Saputro dan Kevin, tidak mengalami kendala saat dipasangkan mendadak dengan Angga.
Indonesia hanya perlu satu poin lagi untuk lolos ke final. Namun, Ihsan Maulana Mustofa menyerah dari Jeon Hyeok-jin 17-21, 16-21. Rian Agung Saputro/Hendra Ahsan pun kalah dari Choi Sol-gyu/Kim Duk-young, 21-11, 18-21, 19-21. Firman pun kemudian menjadi penentu.
Di final, putra Indonesia akan menghadapi China, yang mengalahkan Malaysia, 3-1. Jonatan mengatakan, meski sudah dipastikan lolos ke putaran final Piala Thomas, tim Indonesia tidak akan kendur. ”Kami, kan, juara bertahan, kami ingin mempertahankan gelar,” ujarnya.
Putri
Langkah tim putra tidak diikuti tim putri yang menyerah dari Jepang, 0-3. Di atas kertas, kekuatan tim Jepang memang merata, tunggal ataupun ganda.
Meski kalah, perjuangan para pemain putri patut diacungi jempol. Tiga wakil yang turun di semifinal memaksa lawan mereka bermain rubber game. Tunggal pertama Fitriani merebut gim pertama sebelum menyerah dari Akane Yamaguchi, 21-17, 13-21, 17-21.
Ganda terkuat Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu kemudian harus menyerah dari rival mereka, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, 22-20, 19-21, 18-21. Pada laga ketiga, juara dunia yunior 2017, Gregoria Mariska Tunjung, harus menyerah dari juara dunia 2017, Nozomi Okuhara 5-21, 21-19, 15-21.
Manajer tim Indonesia yang juga Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, perjuangan tim putri tetap perlu diapresiasi. ”Kita harus memasang target satu per satu. Mengikuti kejuaraan tidak melulu berarti harus juara. Babak kualifikasi ini adalah ajang mematangkan kemampuan pemain,” ujar Susy.
Menurut Susy, tetap perlu melihat target jangka panjang karena banyak turnamen penting yang harus diikuti tim bulu tangkis Indonesia, termasuk final Piala Thomas dan Uber. ”Kita harus fokus bersiap pada turnamen penting,” ujar Susy.