Pelajaran Berharga
Hubungan pendek arus listrik terjadi di miniaturecircuitbreaker (MCB) dalam ruang itu. Sempat muncul percikan api sebelum asap mengepul di dalam arena.
Situasi itu membuat para panitia pertandingan basket keluar dari arena. Mereka tak jua masuk ke dalam arena. Akhirnya, Manajer Kompetisi Basket Inasgoc Dede Rahman membatalkan semua laga kemarin dan akan diselenggarakan hari ini. Semua panitia pertandingan pun dipulangkan pada pukul 16.00.
Semula dijadwalkan pada Sabtu kemarin ada pertandingan antara Timor-Leste dan India pukul 16.30-19.00 serta Indonesia melawan Thailand pukul 19.00-21.30.
Ketika dikonfirmasi, Dede membenarkan ada insiden hubungan pendek arus listrik tersebut. Namun, ia menyatakan, kondisi sudah kondusif tak lama setelah peristiwa itu terjadi. Hanya saja, demi keamanan dan kenyamanan semua, terutama atlet, pihaknya pun memutuskan semua laga hari Sabtu kemarin ditunda ke Minggu ini.
”Kami mesti melakukan pemeriksaan menyeluruh di dalam arena. Waktunya sekitar 2-3 jam. Lagi pula, aroma asap itu masih ada. Jadi, lebih baik semua laga hari ini kami tunda dulu untuk keamanan dan kenyamanan semua pihak,” ujarnya.
Deputi I Bidang Operasional Pertandingan Inasgoc Harry Warganegara mengatakan, peristiwa itu terjadi diduga karena ada kabel yang longgar. Apalagi instalasi listrik di Gebung Basket Senayan merupakan instalasi nonpermanen yang berasal dari jaringan milik gedung pekerja proyek di sekitarnya.
”Arena ini memang belum siap 100 persen. Namun, kami tetap pakai karena arena lain yang ingin digunakan, yakni Istora Senayan, belum bisa dipasang perangkat pertandingan, terutama lapangan kayu. Hal itu karena pengadaan barangnya telat sampai,” ucapnya.
Kendati demikian, Harry menegaskan, insiden itu menjadi pelajaran berharga untuk Inasgoc sebelum menggelar Asian Games 2018 pada 18 Agustus-2 September nanti. Paling tidak, pihaknya akan lebih detail, teliti, dan waspada memeriksa kesiapan arena sebelum memulai pertandingan.
”Pada dasarnya, setiap bidang sudah melakukan SOP (prosedur standar operasi) masing- masing, yakni memeriksa kesiapan setiap bidangnya sebelum memulai pertandingan. Namun, ternyata masih bisa terjadi insiden seperti ini. Ke depan, proses pemeriksaan itu harus lebih detail, teliti, dan waspada lagi agar peristiwa serupa tak terulang,” katanya.
Harry menyampaikan, pihaknya lebih baik dapat banyak masalah saat uji coba ketimbang saat dimulai Asian Games 2018. ”Semua masalah dari uji coba ini akan kami catat dan menjadi bahan evaluasi utama ketika Asian Games nanti,” katanya.
Ruang ganti voli
Dari arena pertandingan voli di stadion tenis tertutup Senayan, pelatih dan atlet mengeluhkan sempitnya ruang ganti pemain. Arena itu awalnya memang bukan didesain multifungsi, melainkan fokus untuk tenis. Hal itu terlihat dari ruang ganti pemain yang berkapasitas kurang dari 10 orang per tim per laga sesuai kebutuhan pada pertandingan tenis. Sementara kebutuhan pertandingan voli 15-20 orang per tim per laga.
Berdasarkan pantauan Kompas, ruang ganti di arena itu ada empat. Ruang ganti 1 dan 4 memiliki ukuran sekitar 3 x 5,5 meter, serta ruang ganti 2 dan 3 berukuran sekitar 3 x 3,5 meter. ”Selain sempit, di ruang ganti ini kita tidak bisa pemanasan lagi,” ujar Mafud Nurcahyadi, atlet voli tim Indonesia 2.
Manajer arena voli ruangan Inasgoc, Ahmad Junianto, meminta agar ada perluasan ruang ganti sekitar 2 meter lagi. Ia pun meminta ada penambahan tempat pancuran mandi (shower) di ruang ganti. (DRI)