Kontingen Bridge Indonesia Jalani Pemusatan Latihan di Monako
Oleh
DD15
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 32 atlet dan 7 ofisial serta pelatih cabang olahraga bridge menjalani pemusatan latihan dan uji coba selama dua minggu (14-28 Februari) di Monte Carlo, Monako. Seusai menjalani pemusatan latihan, atlet tersebut akan dipantau dan dievaluasi kembali hingga tersisa 24 atlet inti untuk Asian Games 2018 Agustus mendatang.
Bridge menjadi salah satu cabang yang diharapkan dapat menyumbang dua emas dari enam nomor yang dipertandingkan di ajang Asian Games 2018. Untuk memenuhi target dua emas tersebut, Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) menjalankan serangkaian program pemusatan latihan dan uji coba dengan mengikuti sejumlah kejuaraan.
Atlet bridge yang mengikuti pemusatan latihan juga akan mengikuti Kejuaraan Bridge Musim Dingin Eropa pada 17-23 Februari di Monte Carlo, Monako.
Ketua PB GABSI sekaligus manajer tim Indonesia Eka Wahyu Kasih mengatakan, pemusatan latihan dan uji coba dilaksanakan di Monako untuk menghindari bertemunya kompetitor dari negara Asia, yakni China.
”Kita mewaspadai bertemu China saat menjalani uji coba kejuaraan untuk menyimpan kekuatan. Hal ini karena China merupakan salah satu negara peserta Asian Games dan berpotensi menjadi lawan terberat. Selain China, kita juga mewaspadai Jepang dan India,” ujar Eka di Jakarta, Rabu (14/2).
Sebelumnya, PB GABSI juga berencana mengadakan pemusatan latihan di Amerika. Namun, hal tersebut dibatalkan karena keterbatasan dana yang diberikan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Awalnya, PB GABSI mengajukan anggaran untuk pelatnas sebesar Rp 23 miliar, tetapi Kemenpora hanya menyetujui Rp 15 miliar.
Atlet andalan
Dalam kejuaraan ataupun saat Asian Games nanti, PB GABSI masih mengandalkan atlet-atlet senior dan andalan Indonesia, seperti Henky Lasut dan Eddy Manopo. Kedua atlet ini merupakan peraih gelar juara dunia di kejuaraan dunia bridge ke-14 di Sanya Hainan, China, pada 2014.
Namun, selain mengandalkan atlet senior, kontingen Indonesia juga mengandalkan atlet-atlet yunior, salah satunya atlet termuda pelatnas Elsya Saktya Ningtyas. Elsya yang berumur 23 tahun ini mengungkapkan, ia merasa tidak terbebani dengan status atlet termuda di pelatnas dan terpacu untuk berprestasi di kancah dunia.
”Dalam menghadapi kejuaraan di Monako nanti, saya lebih mempersiapkan mental dengan selalu percaya diri karena lawan akan lebih mudah menekan kita saat kita tidak percaya diri,” ungkapnya.
Sebelum menjalankan program pemusatan latihan, PB GABSI juga telah mendatangkan pelatih asal Polandia, Krzysztof Martens. Sebelum melatih timnas Indonesia, Martens pernah menjadi arsitek tim bridge di 28 negara lain, seperti Lebanon, Turki, Siprus, Yunani, dan Perancis. Martenz diharapkan dapat membawa atlet Indonesia bermain dengan level dunia dan mencapai target dua emas. (DD15)