Enigma Pogba
Berkat kemenangan di Stadion John Smith itu, MU melangkah ke perempat final Piala FA untuk bertemu tim papan bawah Liga Inggris, Brighton & Hove Albion, 17 Maret mendatang. Kemenangan itu juga menuntaskan dendam MU atas kekalahan 1-2 di stadion yang sama, Oktober 2017.
Hal positif lainnya yang diraih MU pada laga itu adalah kembali tajamnya striker Romelu Lukaku. Ia memborong semua gol ”Setan Merah” di Huddersfield. Dua golnya itu mengangkat kepercayaan dirinya menjelang dua laga krusial ke depan, yaitu kontra Sevilla di fase 16 besar Liga Champions (22/2) dan Chelsea di Liga Inggris (25/2) mendatang.
Laga Piala FA itu juga menjadi panggung bagi gelandang muda MU, Scott McTominay (21). Ia tampil agresif, khususnya dalam meredam operan cepat Huddersfield saat menyerang balik.
Scott pun mulai menjelma sebagai pemain muda favorit Manajer MU Jose Mourinho. Sejak promosi ke tim senior menjelang akhir musim lalu, ia telah tampil 14 kali untuk MU. ”Ia laik mendapat kesempatan lebih banyak,” ujar Mourinho memuji Scott.
Pada laga kontra Huddersfield sebelumnya, yaitu di Liga Inggris, awal Februari, Scott lagi-lagi menjadi pilihan utama Mourinho di lini tengah MU. Ditandemkan dengan Nemanja Matic, Scott menjalankan tugas menyerang dan bertahan dengan sama baiknya. Gawang MU tidak kebobolan saat ia tampil.
Namun, kehadiran Scott di lini tengah MU akhir-akhir ini ibarat pisau bermata dua jika dikaitkan dengan peranan Paul Pogba. Bintang muda MU yang pernah menyandang status pemain termahal dunia itu absen, kemarin.
Tidak diketahui penyebab pasti absennya Pogba di skuad mula maupun bangku cadangan Setan Merah. MU hanya menyebut Pogba sakit. Menariknya, Mourinho justru tidak tahu-menahu terkait alasan pasti absennya Pogba.
”Saya tidak tahu mengapa dia merasa tidak cukup baik untuk tampil. Saya hanya diberi tahu dokter tadi pagi, dia tidak akan bermain. Saya juga belum tahu apakah ia bisa tampil Rabu mendatang (kontra Sevilla di Liga Champions),” ujar Mourinho.
Pogba pun tidak menjelaskan alasannya absen di Stadion John Smith. ”Sayang sekali saya tidak akan hadir di Huddersfield. Namun, saya butuh lebih baik. Ayo United”, ujarnya lewat Twitter.
Absennya Pogba kian memperderas kabar spekulasi terkait mulai retaknya hubungannya dengan Mourinho. Sejumlah media massa di Inggris sebelumnya sempat memberitakan soal insiden adu mulut Mourinho dan Pogba ketika MU dikalahkan Newcastle United, pekan lalu.
Mourinho kesal Pogba mengabaikan instruksinya. Ia pun ditarik keluar di laga itu. Hal sama dilakukan Mourinho ketika MU dibekap Tottenham Hotspur.
Di pihak sebaliknya, Pogba kesal dengan taktik Mourinho yang memaksanya tampil lebih defensif dengan mendampingi Matic di dalam sistem dua gelandang bertahan. Pogba merasa lebih berkembang jika dimainkan sebagai gelandang serang.
Seiring kabar keretakan kedua sosok penting MU itu, Real Madrid digosipkan tertarik menampung Pogba di akhir musim ini. Namun, Mourinho menepisnya. ”Itu kabar bohong,” ucapnya.
Meski demikian, Mourinho tidak mampu menutupi kritik atau kekesalannya kepada Pogba. Itu tecermin dari sindirannya yang tertuju kepada Pogba. ”Ada pemain yang absen, tetapi ada juga yang tampil sangat baik. Ia laik (tampil di tim inti) karena saya kira ia punya profil (sederhana), yaitu rambut normal, tanpa tato, tidak punya mobil besar dan jam mewah. Ia sangat rendah hati,” ujar Mourinho.
Bukan rahasia jika Mourinho tidak menyukai pemain yang gemar membantah atau mempertanyakan kebijakannya. Itu juga dialami megabintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, saat dilatih Mourinho, pada 2010-2013. Namun, saat itu, Mourinho yang akhirnya terpental.
Polemik internal
Jika itu terulang, Pogba akan menjalani deja vu di MU. Ia sebelumnya juga meninggalkan Old Trafford pada 2012. Paul Scholes, pemain legendaris MU, menyingkap alasan hengkangnya Pogba untuk bergabung dengan klub Italia, Juventus.
Ia bercerita, Pogba merasa sakit hati karena tidak mendapat kepercayaan manajer MU ketika itu, Sir Alex Ferguson. ”Desember (2011), badai cedera datang. Kami nyaris tidak punya pemain tengah. Sungguh. Namun, ketika itu, Phil Jones dan Fabio justru dipilih untuk bermain di tengah. Kami tampil buruk. Namun, bagi Pogba, itu jauh lebih buruk. Itulah akhir kesabarannya (di MU),” ujar Scholes kepada The Sun.
Hubungan Pogba dan Phil Jones masih ”dingin” hingga kini. Pemain yang biasa tampil sebagai bek tengah itu meneriaki Pogba pada laga MU kontra Newcastle. Pogba dianggap oleh Jones lalai dalam melindungi pertahanan.
Persoalan internal MU terkait Pogba, Mourinho, dan Jones mau tidak mau bakal mengusik konsentrasi mereka menjalani pekan penting ini, khususnya menghadapi Chelsea. Pogba memang buruk dalam tugas defensif.
Namun, ia sangat cemerlang melakukan hal sebaliknya, yaitu menyerang. Pemain 24 tahun itu adalah sosok paling kreatif di MU saat ini dengan sumbangan sembilan asis di Liga Inggris. Pogba sempat menjadi raja asis di Liga Inggris sebelum disalip Kevin De Bruyne dari Manchester City.
”Pogba adalah pusat dari aliran serangan MU. Jika Mourinho bisa menempatkannya secara benar, MU dapat berkembang. Sebaliknya, jika ia salah, MU dapat terkena masalah panjang”, tulis ESPN. (AFP/Reuters/JON)