JAKARTA, KOMPAS — Uji coba Asian Para Games 2018 akan mempertandingkan lima cabang dengan format kejuaraan nasional. Meski tidak diikuti atlet dari negara lain, penyelenggaraan tetap menggunakan standar internasional yang sudah ditetapkan Komite Paralimpiade Asia (APC).
Dalam rapat koordinasi teknis, Jumat-Sabtu (16-17/2), di Jakarta, diputuskan ada lima cabang yang akan menggelar uji coba, yaitu renang, atletik, bola basket, tenis meja, dan bulu tangkis. ”Uji coba ini tidak hanya untuk melihat kesiapan penyelenggaraan, tetapi sekaligus sebagai ajang kualifikasi dan registrasi atlet,” kata Sekretaris Jenderal Inapgoc Bayu Rahadian, Minggu (18/2).
Sebanyak 300 atlet Indonesia disiapkan untuk tampil di Asian Para Games. Namun, agar dapat berlaga di ajang itu, atlet harus lolos kualifikasi dan memenuhi kriteria administrasi yang ditetapkan APC dan Komite Paralimpiade Internasional (IPC).
Masalahnya, hingga saat ini belum semua atlet Indonesia memenuhi standar kualifikasi minimum (MQS) yang ditetapkan APC dan IPC. Oleh karena itu, Indonesia perlu menyelenggarakan kejuaraan untuk kualifikasi. Penyelenggaraannya bekerja sama dengan APC dan IPC.
Dalam rapat koordinasi teknis, CEO APC Tarek Souei mengatakan, Asian Para Games akan memainkan 18 cabang dengan lebih dari 300 nomor pertandingan. Ajang ini akan diikuti sekitar 3.000 atlet dari negara-negara se-Asia.
APC memberikan kesempatan kepada tuan rumah untuk mengirim 300 atlet sesuai permintaan. Namun, atlet yang berpartisipasi harus lolos kualifikasi dan memenuhi kriteria administrasi yang ditetapkan. Kriteria itu antara lain atlet mengalami disabilitas, baik dari fungsi fisik maupun mental, lolos kualifikasi, dan secara formal dipilih komite paralimpiade nasional negara asal.
”Atlet yang dikirim ke Asian Para Games harus membayar tiket dan administrasi. Kalau bisa mengirimkan banyak atlet, asalkan lolos kualifikasi, kami tidak masalah,” kata Tarek.
Disambut baik
Rencana uji coba Asian Para Games disambut baik oleh atlet dan pelatih. Tim renang Indonesia, misalnya, sangat membutuhkan ajang kualifikasi mengingat baru tiga orang dari 30 perenang yang rekor pribadinya menembus standar kualifikasi dan telah diakui APC dan IPC.
Pelatih renang Dimin BA mengatakan, untuk memenuhi MQS, atlet harus mengikuti kejuaraan tingkat Asia dan dunia yang diselenggarakan bekerja sama dengan APC dan IPC pada periode waktu 2017-2018. Sejauh ini, tiga atlet yang sudah memenuhi MQS ialah Jendi Pangabean (S8), Guntur (S9), dan Suci Indriani (S14). Ketiga atlet itu pernah turun dalam kejuaraan tingkat dunia di Meksiko dan Dubai pada akhir 2017.
Sementara 27 atlet lainnya belum pernah mengikuti kejuaraan tingkat Asia dan dunia sehingga membutuhkan ajang kualifikasi untuk tampil pada Asian Para Games. Kejuaraan yang mereka ikuti akhir tahun lalu, yaitu ASEAN Para Games di Kuala Lumpur 2017, belum terdaftar sehingga tidak termasuk dalam ajang kualifikasi.
Dimin optimistis tim renang Indonesia dapat lolos kualifikasi. ”Rekor pribadi atlet-atlet Indonesia sangat bagus. Tantangan kami hanya ada pada atlet tunagrahita yang memang berat untuk menembus kualifikasi,” kata Dimin.
Tim renang Indonesia memasang target meraih empat medali emas Asian Para Games. Suci Indriani berpeluang meraih medali pada nomor lomba 200 meter (m) gaya bebas, 100 m gaya kupu-kupu, 100 m gaya punggung, 100 m gaya dada, dan 200 m gaya ganti.
Adapun Jendi berpeluang di nomor lomba 100 m gaya punggung. Jendi, yang pada ASEAN Para Games lalu memetik tiga medali emas, mempunyai catatan waktu yang nyaris sama dengan lawan terberat dari Kazakhstan, yaitu 1 menit 6,54 detik. (DNA)