JAKARTA, KOMPAS — Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) dan pemerintah sepakat, pelaku perusakan di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, saat final Piala Presiden 2018, Sabtu lalu, harus dihukum. Hal itu demi memberi efek jera. Apalagi, mereka telah merusak aset negara yang akan digunakan untuk hajatan besar Asian Games 2018.
Ketua Inasgoc Erick Thohir seusai rapat koordinasi persiapan penyelenggaraan Asian Games 2018 di kantor Inasgoc, Jakarta, Senin (19/2), mengatakan, pihaknya berharap tetap ada sanksi bagi perusak kawasan Stadion Utama GBK saat final Piala Presiden 2018 antara Persija Jakarta dan Bali United. ”Penegakan hukum tetap diperlukan sebagai bagian pendidikan,” tegasnya.
Erick menambahkan, tindakan hukum kepada pelaku bukan bentuk penghakiman, melainkan agar memberikan efek jera terhadap pelaku ataupun pihak-pihak lain. ”Apalagi Persija akan main lagi di Stadion Utama GBK minimal tiga kali lagi di ajang Piala AFC,” ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Pengelola Kompleks (PPK) GBK, terjadi kerusakan di dalam dan di luar Stadion Utama GBK saat final Piala Presiden. Kerusakan yang terdata adalah tujuh penyekat penonton yang terbuat dari akrilik yang dirusak saat penyerahan piala untuk Persija.
Tiga pintu, yaitu 7b, 5b, dan 9, ambruk karena didobrak ribuan suporter yang tak mendapat tiket. Kemudian, sekitar 80 persen dari 40 hektar taman rusak karena diinjak-injak, termasuk empat pohon tumbang.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sependapat untuk dilakukan penegakan hukum bagi pelaku perusakan itu. Sebab, apabila tidak ada sanksi, pelaku ataupun pihak lainnya tidak akan jera dan cenderung mengulangi perbuatannya. ”Apalagi Stadion Utama GBK merupakan aset negara. Kalau dengan enaknya dirusak, tentu itu sudah termasuk tindakan yang bisa berdampak hukum,” tegas Basuki.
Menanggapi kerusakan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta masyarakat lebih dewasa dalam menjaga dan merawat fasilitas umum. Apalagi, Stadion Utama GBK akan digunakan untuk ajang besar, yakni Asian Games 2018.
”Peristiwa ini menjadi peringatan ataupun imbauan untuk seluruh masyarakat. Kita akan mengadakan hajatan besar dibandingkan sebelumnya. Untuk itu, mari kita sama-sama menjaga fasilitas yang sudah dibuat dengan baik ini,” tegas Kalla.
Didukung penuh
Ketua Komite Pengarah Piala Presiden Maruarar Sirait menyampaikan, ia mendukung ketegasan dari berbagai pihak untuk menciptakan iklim sepak bola Indonesia yang lebih tertib dan berbudaya. ”Pemberian sanksi dapat digunakan untuk mendidik suporter dan akan memberikan efek jera,” ujarnya.
Direktur Utama PPK GBK Winarto mendukung pemberian sanksi terhadap pelaku perusakan Stadion Utama GBK. Namun, proses pengusutan atas perusakan itu harus diawali dari pengaduan oleh panitia pelaksana Piala Presiden 2018. ”Kami siap mendukung dengan data yang ada jika panitia pelaksana akan melakukan tuntutan hukum,” ujarnya.
Segera diperbaiki
Basuki menjelaskan, kerusakan di dalam dan di luar Stadion Utama GBK akan segera diperbaiki. Kerusakan itu dianggap ringan sehingga bisa segera dibenahi dan tidak akan berpengaruh terhadap persiapan Asian Games 2018. Nilai kerusakan itu sekitar Rp 150 juta.
Menurut Basuki, perbaikan terhadap kerusakan itu akan segera dilakukan. Adapun dananya menjadi tanggung jawab penuh panitia penyelenggara Piala Presiden 2018. Apalagi, mereka telah memberikan uang jaminan Rp 1,5 miliar. ”Uang itulah yang akan digunakan untuk perbaikan. Prosesnya mungkin satu minggu sudah bisa selesai,” katanya.
Winarto melanjutkan, perusakan Stadion Utama GBK menjadi uji coba pengelola dalam menghadapi Asian Games 2018. ”Kami perkirakan saat Asian Games akan ada 200.000 orang yang datang sehingga kami akan menggunakan peristiwa itu sebagai evaluasi. Contohnya, persiapan menghadapi penonton dari berbagai negara dengan tipikal dan budaya yang berbeda-beda,” ujarnya. (DRI/DNA/DD15)