Indonesia menurunkan delapan atlet putri di kejuaraan yang diikuti 88 atlet dari 23 negara itu. Indonesia tidak menurunkan tim putra karena sedang mengikuti Kejuaraan Dunia Paralayang Lintas Alam di Bright, Victoria, Australia. Selain Rika, atlet Indonesia lainnya adalah Milawati Sirin, Lis Andriana, Eka Nesti Wulansari, Rina Kusuma Ningrum, Ike Ayu Wulandari, Nofrica Yanti, dan Tini Mariana Pertiwi.
Hasil yang dicapai Rika itu sangat membanggakan mengingat seri pertama Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) itu dilaksanakan dalam kondisi cuaca sangat dingin.
”Kondisi di sini berat. Cuaca dingin dan angin kencang. Hal ini menguras fisik para atlet. Namun, kami bersyukur program latihan yang selama ini dibuat oleh tim pelatih mampu menjadikan atlet Indonesia tetap kuat dan bisa juara,” ungkap Wahyu Yudha selaku Ketua Paralayang Indonesia sekaligus manajer tim paralayang Indonesia untuk kejuaraan di Turki itu, Senin (19/2), kepada Kompas.
Rika yang menjadi juara dunia putri seri PGAWC 2017 tercatat paling sedikit meleset dari titik tempat pendaratan, yaitu 9 sentimeter, sedangkan Tomaskova 21 cm dan Culkova 24 cm.
”Selama tiga hari lomba, angin terus berembus kencang, rata-rata 60 kilometer per jam. Akibatnya, dari enam babak yang direncanakan, hanya bisa diselesaikan satu babak atau satu sorti (sekali terbang),” ujar Wahyu dari Tatlisu.
Akibat angin kencang itu pula, dua atlet senior Indonesia, Lis Andriana dan Milawati Sirin, terjatuh saat pendaratan sehingga dianggap gagal.
Lawan di Asian Games
Wahyu menambahkan, hasil dari Tatlisu itu semakin menumbuhkan optimisme dan motivasi para atlet untuk memberikan hasil terbaik di Asian Games 2018.
Di kategori umum, atlet putra Korea Selatan, Jeun Byungchang, menjadi atlet yang harus diwaspadai pada Asian Games 2018. Dia menjadi juara dengan nilai 00 alias tepat mendarat di titik pendaratan. Posisi kedua direbut atlet Slovenia, Jaka Gorenc, dengan nilai 01 dan posisi ketiga direbut atlet Serbia, Slobodan Maletic, dengan nilai 01. (OKI)