JAKARTA, KOMPAS — Greysia Polii/Apriyani Rahayu akan menjalani debut dalam turnamen bulu tangkis All England, 14-18 Maret, sebagai pasangan. Datang sebagai salah satu unggulan, mereka menjadi harapan baru untuk membawa pulang gelar juara ganda putri All England yang terakhir didapat Indonesia pada 1979.
Ganda putri berperingkat ketujuh dunia itu ditempatkan sebagai unggulan keenam dalam turnamen yang akan berlangsung di Birmingham Arena tersebut. Posisi ini didapat berkat tiga gelar juara dari lima final sejak mereka berpasangan pada Mei 2017. Greysia/Apriyani bahkan tampil di final dalam dua turnamen perorangan yang diikuti pada 2018 yang menghasilkan gelar juara India Terbuka.
Prestasi mereka diharapkan berlanjut ke All England, turnamen paling prestisius di arena bulu tangkis. Hanya ada dua ganda putri Indonesia yang menjuarai All England, yaitu Minarni Sudaryanto/Retno Kustijah (1968) dan Verawati/Imelda Wiguna (1979).
Meski ditempatkan sebagai salah satu dari delapan unggulan, Apriyani mengatakan, hal itu tak akan dinilai sebagai beban. ”Posisi unggulan tidak akan berpengaruh pada penampilan. Saya dan Kak Greys harus tetap berjuang, baik sebagai unggulan maupun bukan. Saya tidak pernah berpikir tentang peringkat atau unggulan. Yang penting kami berusaha untuk terus berprestasi,” kata Apriyani seusai menjalani latihan di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (22/2).
Dalam sesi latihan itu, selain bertanding melawan sesama pemain ganda putri, Greysia/Apriyani juga menjalani latih tanding melawan pemain-pemain putra. Mereka melatih pertahanan dan beradu ketahanan dalam permainan reli hingga 30-an pukulan. Permainan reli kerap terjadi dalam ganda putri sehingga mereka harus mempertahankan kualitas pukulan meski dalam kondisi lelah.
Perbaiki ketenangan
Apri, sapaan Apriyani, mengatakan, selain teknis, melalui latih tanding dengan rekan-rekannya, dia juga berusaha memperbaiki kekurangan dalam faktor nonteknis. ”Dari evaluasi dalam beberapa pertandingan terakhir, saya harus berusaha tetap tenang, termasuk dalam poin-poin kritis,” kata Apri.
Pemain berusia 19 tahun itu mencontohkan kekalahan yang dialami akibat ketidaktenangan dalam poin-poin akhir. Itu terjadi ketika mereka bertemu pasangan Jepang peringkat kedua dunia, Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, pada semifinal kualifikasi Piala Uber di Malaysia, 10 Februari. Greysia/Apri kalah, 22-20, 19-21, 18-21, meski telah unggul, 19-16, pada gim kedua.
Pada gim ketiga, mereka membalikkan keadaan, dari tertinggal 14-17 menjadi 18-17.
Namun, Greysia/Apri kalah karena kerap melakukan kesalahan. Kok dari pukulan Apri setidaknya dua kali menabrak net sehingga poin diperoleh ganda Jepang. Saat itu, Apri mengatakan, dirinya seharusnya bisa bermain lebih tenang agar bisa menjaga fokus.
Meski masih minim pengalaman bertanding dalam kejuaraan besar, Apri pernah tampil pada All England, turnamen yang gelar juaranya diimpikan semua atlet bulu tangkis. Adapun Greysia berpengalaman bertanding di All England sejak 2006. ”Hawanya memang beda, mungkin karena itu turnamen paling terkenal, tetapi saya sudah punya pengalaman. Dijalani selangkah demi selangkah saja,” kata Apri yang bertahan hingga babak kedua bersama Anggia Shitta Awanda pada All England 2017.
Pada turnamen kali ini, Greysia/Apri akan berhadapan dengan Gabriela/Stefani Stoeva (Bulgaria) pada babak pertama. Mereka berpeluang bertemu kembali dengan Takahashi/Matsutomo pada perempat final dan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (Denmark) atau Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korea Selatan) pada semifinal.
Ganda putri Indonesia juga diwakili oleh Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Kecuali Greysia/Apri, dua pasangan lain akan tampil terlebih dulu pada Jerman Terbuka, 6-11 Maret.
Tantangan bagi Fitriani
Fitriani, satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia, ditantang pelatih untuk membuat kejutan dengan mengalahkan pemain-pemain peringkat 10 besar dunia seperti yang dia lakukan saat tampil dalam kualifikasi Piala Uber. Pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis Minarti Timur mengatakan, kepercayaan diri Fitriani meningkat setelah mengalahkan tunggal putri terbaik China saat ini, Chen Yufei (peringkat ke-8), dan memaksa pemain peringkat kedua dunia, Akane Yamaguchi (Jepang), bermain tiga gim meski akhirnya kalah.
”Dengan hasil di Malaysia, Fitriani lebih percaya diri dengan pola permainan dia. Sekarang tinggal bagaimana memperkuat pukulan dan membuat dia semakin yakin dengan penampilannya,” kata Minarti.
Minarti mengatakan, Fitriani bisa memaksimalkan lob dan menciptakan reli untuk menyulitkan lawan. Sebagai persiapan menuju All England, tunggal putri peringkat ke-29 itu akan tampil lebih dulu di Jerman Terbuka. (dna/iya)