TOKYO, KOMPAS — Wilson Kipsang (35) berambisi memecahkan rekor dunia maraton dalam Tokyo Marathon 2018, Minggu (25/2) pagi, di Tokyo, Jepang. Juara Tokyo Marathon 2017 asal Kenya itu menargetkan dapat menyelesaikan lomba lari IAAF Gold Label dan salah satu seri maraton mayor dunia (World Major Marathon/WMM) itu dalam 2 jam 2 menit 50 detik. Catatan waktu Kipsang saat juara tahun lalu mencapai 2 jam 3 menit 58 detik.
”Target utama saya, memecahkan rekor dunia,” kata Kipsang yang memiliki catatan waktu terbaik 2 jam 3 menit 13 detik saat Berlin Marathon 2016.
Wartawan Kompas,Agus Hermawan, yang juga salah satu peserta dari 35.000 pelari dari beberapa negara di ajang itu, melaporkan, cuaca di Tokyo masih dingin, suhu rata-rata di bawah 4 derajat celsius pada pagi hari. Menurut ramalan
cuaca, saat start Minggu, pukul 09.00, suhu diperkirakan 4 derajat celsius, dengan cuaca mendung dan kecepatan angin 2 meter/detik.
Tahun lalu, Kipsang menyelesaikan setengah lintasannya dalam waktu 1 jam 1 menit 22 detik. Dia mengaku, pace atau tempo dalam kecepatan larinya tahun lalu terlalu ambisius. ”Tahun kemarin terlalu cepat sedikit. Tahun ini saya ingin half marathon 61 menit 40 detik saja, setelah itu baru meningkatkan pace,” ujarnya dalam jumpa pers di Hotel Keio, Shinjuku, Tokyo, Jumat (23/2), seperti dikutip dari laman IAAF.
Jika target catatan waktu 2 jam 2 menit 50 detik terwujud, Kipsang bukan hanya menjadi pencetak rekor baru di Tokyo Marathon, tetapi sekaligus menjadi pemegang rekor dunia maraton. Rekor dunia maraton saat ini masih dipegang Dennis Kimeto, juga asal Kenya. Rekor itu dibuat di Berlin Marathon pada 2014, dengan catatan waktu 2 jam 2 menit dan 57 detik.
Pesaing utama
Pesaing utama Kipsang di Tokyo Marathon kali ini, pelari Etiopia Tsegaye Mekonnen (22), juara Dubai Marathon 2014 dengan catatan waktu 2 jam 4 menit 32 detik. Pesaing lainnya, Feyisa Lilesa (28), pemegang medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan pelari Kenya, Dickson Chumba, dengan catatan waktu terbaik 2 jam 4 menit 32 detik di Chicago Marathon 2014. Pada tahun yang sama, Chumba menjuarai Tokyo Marathon. Saat itu Chumba finis dengan waktu 2 jam 5 menit 42 detik.
Pada kategori putri, tiga pelari maraton dengan catatan waktu di kisaran 2 jam 20 menit dan dua pelari di kisaran 2 jam 21 menit juga akan saling bersaing. Mereka adalah pelari Etiopia, Ruti Aga (2.20.41); juara Berlin Marathon 2017, Purity Rionoripo (2.20.55); juara Paris Marathon; dan juara Dubai Marathon, Shure Demise (2.20.59). Selain itu, juga ada juara kedua Tokyo Marathon 2017, Birhane Dibaba (2.21.29); dan juara Tokyo Marathon 2016, Helah Kiprop (2.21.27).
Pengarah Lomba Tokyo Marathon Tad Hayano mengatakan, lomba tahun ini diperkirakan akan memuaskan. ”Kondisi lapangan cukup bagus untuk pemecahan rekor dunia maraton yang sudah mencapai 2 jam 2 menit 57 detik itu,” ujar Hayano.
Minggu pagi ini, sekitar 35.000 pelari akan menikmati lintasan Tokyo Marathon. Pelari dari sejumlah negara sudah berdatangan di Tokyo sejak awal pekan ini guna melakukan aklimatisasi. Sedikitnya 120 pelari Indonesia juga mengikuti ajang ini. Meski sebagian merupakan pelari hobi, mereka sudah mempersiapkan diri dengan program latihan yang baik. (NIC)