JAKARTA, KOMPAS PB PRSI menargetkan bisa meraih medali di Asian Games 2018 setelah 25 tahun Indonesia tidak bisa meraih medali di pesta olahraga Asia itu. Untuk memenuhi target itu, enam perenang terbaik saat ini tengah berlatih di Australia, dan akan dilanjutkan ke Amerika Serikat pada awal Mei.
”Setelah meraih empat emas di SEA Games lalu, memang banyak orang berpendapat kita bisa juga meraih emas di Asian Games. Tapi, Asian Games ini kita tahu sangat ketat kompetisinya sehingga, kalau saya, sih, medali apa pun kita terima karena sudah 25 tahun kita tidak pernah bisa meraih medali di Asian Games. Jadi, kita ingin pecah telur di Jakarta,” kata Ketua Umum PB PRSI Anindya N Bakrie, seusai penutupan Rakernas PB PRSI di Jakarta, Sabtu (24/2).
Wakil Ketua Umum II PB PRSI Harlin E Rahardjo menjelaskan, keenam perenang yang saat ini tengah berlatih di Australia itu adalah I Gede Siman Sudartawa, Indra Gunawan, Triady Fauzi, Gagarin Nathaniel, Aflah Fadlan Prawira yang berlatih di Gold Coast, dan Ricky Anggawijaya yang khusus berlatih di Sydney di bawah arahan pelatih Paul Bruce untuk spesialisasi gaya punggung 200 meter dan 400 meter gaya ganti.
”Selain berlatih, mereka juga akan mengikuti dua pertandingan besar di Australia. Pertama, swimming trial untuk tim nasional Australia, pada 28 Februari sampai 3 Maret di Gold Coast. Keenam perenang kita akan turun di sana. Kita harapkan dengan lingkungan kompetitif yang ketat di sana, mereka bisa memetik pengalaman, baik dari sisi teknik maupun mental. Bukan hanya perenang Australia yang ikut, melainkan juga ada dari Korea (Selatan), dan Ceko,” ujar Harlin.
Harlin menambahkan, kejuaraan lainnya yang akan diikuti para perenang Indonesia adalah kejuaraan di Brisbane pada 17-18 Maret. Tim atlet elite ini akan kembali ke Indonesia saat digelar Festival Akuatik di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta, 15-22 April.
”Dari tim elite itu, lima akan diberangkatkan ke AS pada akhir April atau awal Mei. Kami sudah mengontak calon pelatihnya, David Salo, yaitu pelatih yang melahirkan sprinter-sprinter andal AS ataupun negara lainnya. Mereka akan berlatih di sana hingga bulan Juli dan akan mengikuti empat sampai lima pertandingan untuk menguatkan mental bertanding mereka. Sementara Fadlan akan berlatih di dataran tinggi untuk menguatkan VO2 max-nya karena dia perenang jarak jauh,” jelas Harlin.
Dari keenam atlet itu, lanjut Harlin, yang paling berpotensi meraih medali di Asian Games 2018 adalah Siman dan Indra.
”Untuk nomor 50 meter itu faktor teknisnya banyak. Siman itu di SEA Games lalu seharusnya dapat emas pada nomor 100 meter punggung. Tapi dia masih kurang di finisnya, nah kelemahan itulah yang akan kita perbaiki. Mudah-mudahan Siman akan belajar detail dari juara-juara dunia di Australia dan AS dan mentalnya lebih matang karena kalau soal speed, Siman sudah tidak kita ragukan,” ujarnya.
Sementara untuk Indra, kata Harlin, yang harus diperkuat adalah fisiknya. ”Soal semangat dan mental Indra itu paling bagus. Dia dari sisi latihan mungkin bukan paling rajin, tetapi kalau bertanding, dia nomor satu. Staminanya yang perlu ditingkatkan dan juga speed. Kalau dia bisa balik ke rekor nasionalnya dulu, sekitar 27,7 detik (50 meter gaya dada), dia bisa meraih perunggu-lah,” katanya.
Berkuda seleksi atlet
Di cabang berkuda, Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PB Pordasi) menargetkan meraih dua medali di Asian Games 2018. Saat ini, Pordasi bersiap menjaring atlet berkuda melalui serangkaian kualifikasi untuk masuk ke tim nasional. Diharapkan, tim inti sudah terbentuk pada Juni.
Serangkaian kualifikasi yang dilakukan oleh satuan kerja khusus Asian Games 2018 Pordasi untuk mendapatkan atlet pada disiplin tunggang serasi (dressage), loncat rintang (jumping) dan trilomba (eventing). Kualifikasi diselenggarakan secara bertahap untuk setiap disiplin selama empat bulan sejak Maret-Juni.
Manajer timnas berkuda Reshwara Radinal, di Jakarta, kemarin, mengatakan, sebanyak 31 atlet yang terdiri dari 8 atlet nomor serasi, 8 atlet loncat rintang, dan 15 atlet trilomba akan mengikuti kualifikasi.
Nantinya, Pordasi akan menjaring 11 atlet dari kuota 12 atlet. Pordasi saat ini sudah memastikan satu atlet masuk timnas, yaitu Larasati Gading.
Larasati dipastikan masuk ke skuad timnas berkuda tanpa proses kualifikasi karena kemampuan dan prestasi yang telah diraihnya. Larasati merupakan peraih medali perunggu nomor tunggang serasi pada Asian Games Incheon 2014. Untuk menunjang kemampuannya, Pordasi akan menyewakan kuda khusus dari Jerman untuk Larasati.
Pada Asian Games, Pordasi menargetkan meraih satu medali emas dari nomor tunggang serasi, dan satu medali perunggu dari nomor trilomba beregu. Meski tidak ditargetkan, nomor loncat rintang juga diharapkan menyumbangkan medali.
”Kami tidak menargetkan terlalu tinggi karena persiapan yang sangat singkat untuk pelatihan Asian Games. Namun, waktu yang tidak banyak ini akan tetap kami gunakan semaksimal mungkin,” ujar Reshwara.
Untuk menjalankan program pelatnas, Pordasi mendapatkan anggaran dari pemerintah sebesar Rp 10,3 miliar dari pengajuan awal sebesar Rp 60,9 miliar. Anggaran tersebut digunakan untuk menyewa kuda, mendatangkan pelatih dari luar negeri, dan sejumlah program pelatihan.
Setelah mendapat 12 atlet, Pordasi akan menggelar pelatnas, tetapi lokasinya belum ditentukan. Pelatnas tidak dilaksanakan di arena pertandingan untuk Asian Games, yakni Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP), Jakarta Timur.
Direktur Proyek JIEPP Archie Arsalna mengatakan, arena tidak digunakan untuk pelatnas karena terkait sterilisasi hingga Asian Games. Saat ini, progres pembangunan JIEPP telah mencapai 90 persen dan ditargetkan selesai pada akhir April. (OKI/DD15)