BARCELONA, RABU — Keputusan Manajer Real Madrid Zinedine Zidane merotasi enam pemain utamanya harus dibayar mahal saat bertandang melawan Espanyol di Stadion RCDE, BARCELONA, RABU — (28/2) dini hari WIB. Madrid kalah 0-1 dari Espanyol dan gagal meneruskan tren kemenangan di lima laga sebelumnya.
Kehilangan tiga poin penting membuat Madrid terpaku di posisi ketiga klasemen La Liga dengan 51 poin. Posisi Madrid rawan digusur Valencia yang hanya terpaut dua poin di bawahnya. Valencia dapat menggusur Madrid jika mampu menang atas Athletic Bilbao, Kamis (1/3) dini hari WIB.
Zidane merotasi para pemainnya guna menjaga kebugaran mereka dan mencegah terjadi cedera. Pada Minggu (4/3) dini hari WIB, Madrid akan menghadapi Getafe dan pada Rabu (7/3) dini hari WIB, Madrid kembali menghadapi Paris Saint-Germain pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions.
Peluang Madrid untuk menjuarai Liga Spanyol sudah hampir tertutup. Peluang Madrid yang masih terbuka untuk menjadi juara justru berada di Liga Champions.
Oleh karena itu, Zidane memutuskan merotasi pemain di La Liga demi fokus pada Liga Champions. Namun, rotasi itu belum dapat menghasilkan perpaduan yang pas. Para pemain pelapis belum dapat menyatu dengan pemain utama saat berada di lapangan.
Madrid mampu mendominasi 62 persen waktu laga, tetapi hanya mampu melepas lima tendangan ke arah gawang. Tidak dimainkannya Cristiano Ronaldo membuat serangan Madrid kurang tajam.
Sebaliknya, Espanyol justru bermain lebih efektif dan dapat melepas tujuh tendangan ke gawang. Gerard Moreno dan Sergio Garcia berulang kali mengancam gawang Keylor Navas. Usaha Moreno akhirnya membuahkan gol pada menit ke-90+3.
”Kami kehilangan sedikit dari semuanya. Kami memulai dengan baik dan memiliki peluang mencetak gol, tetapi babak kedua lebih buruk. Espanyol memiliki sedikit peluang. Ini kekalahan yang menyakitkan dan hasil yang buruk. Pada laga ini, kami tidak layak menang atau kalah,” kata Zidane.
Bagi kubu Espanyol, kemenangan ini menjadikan mereka sebagai tim pembunuh raksasa. Pada Copa del Rey, Espanyol menjadi satu-satunya tim yang pernah mengalahkan Barcelona pada musim ini. Kali ini giliran Real Madrid yang dijungkirbalikkan.
Pertahanan yang rapat dan serangan balik yang cepat membuat klub-klub elite Spanyol tersungkur di kaki Espanyol. Namun, ketidakkonsistenan membuat Espanyol masih terpaku di posisi ke-13 dengan 31 poin.
”Kami bermain dengan kekuatan, energi, dan keseimbangan. Sebagai tim, kami memerlukan kemenangan seperti ini, melawan tim yang kuat. Ini membantu kami percaya diri dan kami akan bermain bagus di masa depan,” kata Quique Sanchez Flores, Manajer Espanyol. (AFP/REUTERS/ECA)