LONDON, RABU — Kontroversi penerapan teknologi video asisten wasit (VAR) berlanjut. Setelah memicu sejumlah kontroversi di Liga Italia, kini VAR menyebabkan polemik di sepak bola Inggris. Setelah laga Tottenham Hotspur melawan Rochdale AFC di partai ulangan babak kelima Piala FA di Stadion Wembley, London, Inggris, Kamis (1/3) dini hari WIB, Pelatih Spurs Mauricio Pochettino menilai VAR telah membunuh emosi sepak bola.
Dalam laga tersebut, Spurs menaklukkan Rochdale, 6-1, lewat hattrick Fernando Llorente pada menit ke-47, ke-53, dan ke-59, dua gol Son Heung-min pada menit ke-23 dan ke-65, serta gol Kyle Walker-Peters pada menit ke-90+3. Berkat kemenangan itu, Spurs lolos ke babak perempat final. Mereka sudah ditunggu Swansea City dan akan berlaga pada Sabtu (17/3).
Terlepas dari hasil itu, Pochettino mengatakan, dirinya tak puas dengan jalannya laga tersebut. Sebab, laga itu dipenuhi kontroversi oleh penerapan VAR. Setidaknya VAR telah memicu tiga polemik.
Pertama, pada menit ke-6, gelandang Spurs, Erick Lamela, mencetak gol, tetapi tiba-tiba dianulir wasit Paul Tierney. Setelah melihat VAR, wasit menilai telah terjadi pelanggaran sebelum tercipta gol, yakni Llorente menarik kaus bek Rochdale, Harrison McGahey.
Kedua, pada menit ke-10, penyerang sayap kanan Spurs, Lucas Moura, dijatuhkan di dalam kotak penalti Rochdale. Setelah melihat VAR, wasit menganggap insiden itu bukan pelanggaran.
Ketiga, pada menit ke-28, wasit memberikan hadiah penalti untuk Spurs. Son menjadi eksekutor dan menceploskan gol. Namun, tiba-tiba wasit menganulir gol itu dan memberi Son kartu kuning. Setelah melihat VAR, wasit menganggap Son melakukan pelanggaran, yaitu berhenti berlari sebelum menendang penalti.
Menurut Pochettino, keputusan wasit berdasarkan VAR membingungkan dan mengecewakan. ”Saya senang dengan kemenangan ini. Namun, VAR sangat membingungkan. Menurut saya, sistem itu tidak akan membantu. Apalagi, sepak bola merupakan olahraga emosi. Banyak kesalahan lahir, dari pemain ataupun wasit. Namun, itulah emosi sepak bola,” ujarnya, dikutip ESPN.
VAR pertama kali diterapkan di sepak bola Inggris pada laga Brighton and Hove Albion melawan Crystal Palace pada babak ketiga Piala FA di Stadion Amex pada 9 Januari lalu. Sebelum di Inggris, VAR menyebabkan sejumlah polemik di sepak bola Italia.
Banyak klub Italia yang merasa dirugikan oleh sejumlah keputusan VAR, seperti AS Roma, Lazio, dan Juventus. ”Teknologi ini sebenarnya sangat baik. Namun, penerapannya yang tidak memuaskan. Wasit tak benar-benar paham memanfaatkannya,” ucap gelandang AS Roma, Diego Perotti, di situs resmi klub. (REUTERS/AFP/DRI)