Pada kejuaraan Malaysia Terbuka yang berlangsung di Putrajaya Convention Center, dua medali emas Indonesia dipersembahkan oleh Dhean Titania Fazrin di kelas 49 kilogram (kg) putri dan Ibrahim Zarman di kelas 63 putra. Adapun empat medali perunggu diraih oleh Shaleha Fitriana Yusuf (62 kg putri), Dinggo Ardian (68 kg putra), Muhammad Saleh Alwi (68 kg putra), dan Lukas Budi Santoso (80 kg putra).
”Pengurus Besar Taekwondo Indonesia bergembira dengan keberhasilan ini. Namun, kami tetap meminta para atlet untuk fokus berlatih dan mempersiapkan diri dengan mengikuti beberapa kejuaraan internasional. Mereka harus mengikuti banyak kejuaraan agar matang secara teknik, stamina, taktik, dan mental. Para atlet taekwondo Indonesia ditargetkan meraih dua emas pada Asian Games 2018,” kata Zulkifli Tanjung, Ketua Harian PBTI, Senin (5/3), di Jakarta.
Kemenangan Ibrahim dan Dhean pada ajang itu diraih dengan selisih nilai yang besar atas lawan-lawannya. Di semifinal, Ibrahim mengalahkan atlet Pakistan dengan nilai 41-11. Di final, Ibrahim yang tampil habis-habisan menang atas atlet Malaysia, 45-25. Dhean juga menang di semifinal atas atlet Malaysia, 12-3. Di final, Dhean kembali mengalahkan atlet Malaysia lainnya, 32-4.
”Ibrahim dan Dhean semakin matang dalam taktik dan akurasi serangan sehingga serangan-serangan mereka lebih efektif dalam mendapatkan poin. Taktik dan akurasi serangan harus disiapkan di latihan dengan serius dan dipraktikkan saat tanding, lalu dievaluasi lagi,” kata Rahmi Kurnia, manajer tim nasional taekwondo Indonesia.
Empat atlet Indonesia lainnya meraih perunggu karena kalah di semifinal. Dinggo kalah dari atlet Malaysia, 13-23. Muhammad Saleh kalah dari atlet Thailand, 22-28. Lukas Budi kalah, 13-37, dari atlet Malaysia, sedangkan Shaleha kalah dari atlet Korea Selatan, 23-32.
”Sebagian atlet kita yang kalah di semifinal adalah atlet yang baru dipanggil ke pelatnas. Mereka masih harus dimatangkan di latihan dan terus diasah di berbagai pertandingan agar siap bersaing di Asian Games,” kata Rahmi.
Atlet andalan Indonesia, Mariska Halinda, tidak dimainkan di Malaysia Terbuka karena dipersiapkan khusus untuk mengikuti turnamen Jerman Terbuka pada 18 April. Namun, Mariska tetap diajak ke Malaysia untuk memperhatikan calon-calon lawannya di kelas 53 kg. Sebagian atlet yang mengikuti ajang ini kemungkinan bakal berlaga di Asian Games.
”Di Jerman Terbuka, atlet Indonesia akan menghadapi atlet-atlet Eropa, Timur Tengah, dan Amerika yang jangkauan kakinya lebih panjang. Pertandingan itu bagus karena akan melatih kemampuan taktik dan mental atlet kita melawan rival yang lebih unggul dari sisi jangkauan,” kata Zukifli Tanjung.
Angkat besi
Di cabang angkat besi, usaha mengembalikan kelas 62 kg putra pada Asian Games 2018 belum menemukan titik terang. Kelas andalan Indonesia meraih medali melalui Eko Yuli Irawan itu dicoret oleh Federasi Angkat Besi Asia (AWF).
Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Mulyana mengatakan, jika Indonesia gagal meyakinkan Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan AWF untuk mempertahankan kelas 62 kg, akan dicari alternatif medali emas, seperti seni bela diri, antara lain kata karate dan poomsae taekwondo. ”Kalau mau menyiapkan cabang teknis lain sulit dengan waktu yang kurang dari 6 bulan,” ujarnya.
Menpora Imam Nahrawi, kemarin, mengatakan, pihaknya belum mendapat balasan dari OCA ataupun AWF atas surat keberatan Indonesia mengenai penghapusan kelas 62 kg. Kemenpora terus memonitor hal ini. (ECA/DRI)