Porto kini tengah diselidiki Kejaksaan Portugal terkait dugaan pengaturan skor di laga Liga Portugal kontra Estoril, 21 Februari. Sebelum digelar laga tunda itu, ofisial kedua tim bertemu di sebuah hotel di Lisabon. Pertemuan itu diduga membahas pengaturan skor.
Laga tunda itu merupakan lanjutan dari laga 15 Januari yang dihentikan dengan alasan keamanan. Ketika itu, Estoril unggul 1-0. Namun, pada laga lanjutan, 21 Februari, Porto berbalik unggul 3-1. Menariknya, seperti diberitakan media Portugal, A Bola, Estoril diduga menerima uang 730.000 euro atau Rp 12 miliar.
Kedua klub lantas membantah tuduhan skandal itu. Namun, skandal itu telanjur berdampak besar, yaitu kian memperburuk psikologis para pemain Porto jelang duel kedua kontra Liverpool di babak 16 besar Liga Champions. Pada duel pertama di Portugal, Liverpool menang telak 5-0.
Tak ayal, Porto bak menjalankan ”misi mustahil” dalam upaya lolos ke perempat final Liga Champions. Agar lolos, mereka wajib menang 6-1 atau lebih di Anfield. Satu-satunya modal Porto untuk menatap laga ini adalah tren positif yang tengah mereka jalani. Sejak digilas ”The Reds”, 15 Februari, Porto selalu menang di empat laga. Mereka pun kokoh di puncak Liga Portugal.
Mengingat timnya unggul telak, Manajer Liverpool Juergen Klopp kemungkinan besar akan merotasi sejumlah pemain. Para pemain, seperti Georginio Wijnaldum, Nathaniel Clyne, dan Adam Lallana, kemungkinan akan bermain sejak menit pertama. Wijnaldum dan Clyne absen pada laga Liga Inggris akhir pekan lalu, yaitu kontra Newcastle United, sementara Lallana tampil di babak kedua.
Meskipun demikian, Klopp membantah menyepelekan Porto. ”Jika saya melakukan rotasi, itu karena kami ingin menang. Saya hanya menurunkan pemain yang dalam kondisi bagus dan siap (bermain),” ujar Klopp dalam konferensi pers, Senin.
The Reds memang sangat berambisi lolos ke perempat final Liga Champions. Kali terakhir mereka mencapai fase itu adalah pada musim 2008-2009, yaitu saat masih dilatih Rafael Benitez. Terkait hal itu, Klopp enggan mengambil risiko dengan mengistirahatkan trisula mautnya, yaitu Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Ketiganya bergantian mengoyak jala gawang Porto pada duel Februari lalu.
Ketajaman mereka membuat The Reds meraih status sebagai tim terganas di Liga Champions musim ini. Mereka mengemas 28 gol atau rata-rata empat gol dari tujuh laga Liga Champions yang telah dijalani. Koleksi gol mereka melewati Paris Saint-Germain dan Real Madrid yang masing-masing mencetak 26 dan 20 gol.
Menariknya, dari 28 gol The Reds itu, 67 persen disumbangkan trio Salah, Mane, dan Firmino. Geliat ketajaman Liverpool juga tidak terlepas dari peran Alex Oxlade-Chamberlain. Pemain sayap yang diboyong dari Arsenal itu rajin mengemas asis akhir-akhir ini. (AFP/Reuters/JON)