Musim lalu, Paris Saint-Germain (PSG) menghadapi Barcelona di babak 16 besar. Mereka sempat menang 4-0 pada laga perdana di Parc des Princes, kandang mereka. Namun, Barcelona membalikkan keadaan pada laga kedua dan menang, 6-1, untuk melangkah ke perempat final.
Kemenangan Barcelona itu salah satunya berkat peran Neymar yang gemilang. Pemain asal Brasil ini mencetak dua gol dan memberi umpan kepada Sergi Roberto yang mencetak gol keenam bagi Barcelona. Fenomenal bagi Barcelona, tetapi malang bagi PSG.
Untuk mewujudkan ambisi meraih trofi Liga Champions musim ini, PSG membeli Neymar dari Barcelona seharga 222 juta euro atau Rp 3,16 triliun. Kehadiran Neymar yang kemudian menjadi pemain termahal di dunia ini cukup memberi pengaruh di lini depan PSG. Mereka mampu mencetak 25 gol selama penyisihan grup di Liga Champions musim ini.
PSG pun melaju ke babak 16 besar untuk bertemu Real Madrid, juara bertahan. Pada laga pertama di Santiago Bernabeu, PSG kalah 1-3. Neymar tidak mampu menjebol gawang Real yang dijaga kiper Keylor Navas.
Situasi ini menyulitkan PSG yang harus bisa mengalahkan Real pada laga kedua, Rabu (7/3), di kandang mereka. Tim berjuluk ”Les Parisiens” itu wajib mencetak minimal dua gol tanpa kebobolan jika ingin ke perempat final.
Lebih rumit lagi, mereka menjalani misi sulit itu tanpa Neymar yang cedera patah tulang metatarsal di telapak kaki kanannya. Neymar harus menjalani operasi di Brasil dan absen hingga akhir musim ini. Asa untuk menembus perempat final kembali surut, lagi-lagi karena faktor Neymar.
Namun, bek PSG, Dani Alves, membakar semangat timnya. ”Kami sekarang punya dua pilihan, yakni duduk dan meratap, atau bangkit berdiri dan melakukan apa yang kami harus lakukan. Kami memilih opsi kedua,” katanya, Senin.
Menurut Alves, absennya Neymar seharusnya tidak berpengaruh besar karena PSG masih punya banyak pemain hebat lainnya. Lini depan PSG masih punya Angel Di Maria, Edinson Cavani, dan Kylian Mbappe.
”Ketika satu pemain absen, pintu untuk pemain lain akan terbuka lebar dan siapa pun yang melewati pintu itu akan melakukan yang terbaik,” kata Pelatih PSG Unai Emery.
Pemain yang melewati ”pintu” itu kemungkinan besar adalah Di Maria. Emery sudah mencoba memasang pemain asal Argentina itu di posisi Neymar saat mengalahkan Troyes, 2-0, dalam laga lanjutan Liga Perancis akhir pekan lalu.
Di Maria menyumbang satu gol dalam laga itu dan membuktikan bahwa ia adalah sosok tepat untuk menggantikan posisi Neymar sebagai penyerang di sayap kiri.
Ketika masalah absennya Neymar mulai teratasi, Emery menilai timnya butuh dukungan lain yang tidak kalah penting, yakni pemain ke-12 atau pendukung mereka. Para pemain PSG pun sudah gencar memantik semangat pendukung PSG melalui akun media sosial mereka.
Manajemen klub juga merilis poster di jagat maya dengan slogan berbahasa Perancis, ”ensemble, on va le faire” yang berarti bersama kita akan melakukannya. Slogan lainnya adalah ”Paris akan membara”.
Berpikir keras
Meski timnya unggul agregat gol 3-1, Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane masih perlu berpikir keras. Ia harus segera memutuskan apakah dua gelandang Madrid, Luka Modric dan Toni Kroos, siap dimainkan di Paris.
Kedua gelandang itu menjadi nyawa lini tengah Real, tetapi baru saja mengalami cedera yang membuat mereka absen selama tiga pekan. Walaupun Modric dan Kroos sudah kembali ikut berlatih bersama tim sejak Minggu, mereka tetap butuh waktu untuk mendapatkan kembali bentuk permainan terbaik mereka.
Pikiran Zidane juga melayang ke lini depan. Ia harus menentukan apakah penyerang Gareth Bale layak menjadi pemain utama dalam laga krusial ini.
Penampilan Bale belakangan ini kurang stabil. Baru pada saat Real mengalahkan Getafe, 3-1, akhir pekan lalu, penampilan pemain asal Wales ini terlihat membaik.
Wajar jika Zidane perlu berpikir keras. Ia membutuhkan penampilan yang sempurna pada laga ini. Kompetisi Liga Champions adalah satu-satunya peluang bagi Real untuk meraih trofi pada musim ini. (AP/AFP/REUTERS/DEN)