Spurs pun harus tetap waspada menghadapi tamu mereka dari Italia itu. Mereka bisa menjadi mimpi buruk pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions di Stadion Wembley, Kamis (8/3) dini hari WIB. Spurs perlu lebih fokus menjaga pertahanan karena Juventus hanya membutuhkan kemenangan 1-0 untuk melaju ke babak perempat final.
Adapun pada laga pertama di Turin, Italia, kedua tim bermain 2-2. Spurs bisa mendominasi permainan dan memaksa Juve untuk bertahan. Lini kreatif Juve yang waktu itu tak diperkuat Dybala dan Matuidi lumpuh.
Namun, akhir pekan lalu Juventus mengirim pesan kepada Spurs dari Stadion Olimpico, Roma, saat mengalahkan Lazio, 1-0, pada laga Serie A. Dybala, yang baru pertama kali bermain penuh selama 90 menit setelah absen satu bulan akibat cedera otot paha, mencetak gol kemenangan Juve pada menit-menit akhir.
”Saya sekarang merasa sangat baik,” kata Dybala. Menurut dia, Juve harus kembali bisa mencetak gol dan unggul pada babak pertama. Hal ini penting untuk mendongkrak mental pemain.
Pada laga pertama di Turin, Juventus sudah bisa unggul 2-0 kurang dari 10 menit setelah laga dimulai. Sayang, mereka tidak bisa menjaga keunggulan itu dan justru ditekan para pemain Spurs. Moussa Dembele dan Christian Eriksen tampil sebagai arsitek serangan dan membuat Spurs menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Namun, mantan gelandang Chelsea, Frank Lampard, melalui tulisannya di laman The London Evening Standard, mengingatkan Dembele untuk berhati-hati pada laga kedua nanti.
”Ada Matuidi. Dia seperti kutu yang bakal mengganggu di lini tengah. Saya sangat suka melihat Matuidi sejak dia masih bermain untuk Paris Saint-Germain,” tulis Lampard yang meyakini Matuidi dan Dybala bakal menutup kelemahan Juventus pada laga pertama.
Jika celah di lini tengah Juventus sudah bisa tertutupi, masalah muncul di lini depan. Striker Juventus, Gonzalo Higuain, diperkirakan tidak bisa tampil maksimal karena belum lama pulih dari cedera pergelangan kaki. Saat melawan Lazio, striker asal Argentina tersebut hanya duduk di bangku cadangan.
Namun, perlu diingat, sengatan Dybala juga mematikan. Dia cerdik, cepat, dan lihai menusuk dari lini kedua untuk menceploskan gol.
Tidak terlena
Gelandang Spurs, Dele Alli, seperti dikutip laman UEFA, menegaskan, timnya berusaha tidak terlena dengan hasil laga pertama. ”Pertempuran ini belum usai. Setiap saat, Juventus bisa menjadi tim yang sangat berbahaya,” katanya.
Alli mengungkapkan, strategi mereka akan tetap sama, yaitu mempersempit ruang gerak tiap pemain lawan. Dengan mendominasi permainan, mereka akan lebih mudah membangun serangan dan memberikan pasokan bola yang banyak kepada striker Spurs, Harry Kane.
Langkah Kane juga tidak akan mudah. Striker yang sudah mengemas 24 gol di Liga Primer musim ini tersebut bakal berhadapan lagi dengan kiper Juventus, Gianluigi Buffon, yang sedang berambisi mencatat rekor laga tanpa kebobolan yang ke-50 di Liga Champions.
Manajer Spurs Mauricio Pochettino menyadari bahwa mereka sedang menghadapi tim yang dalam tiga musim terakhir mampu dua kali menembus babak final Liga Champions. Sama seperti Alli, Pochettino mengukur dengan teliti kekuatan setiap lini Juventus.
”Namun, saya tidak pernah membuat batasan. Saya adalah pemimpi dan tak akan melewatkan setiap kesempatan yang ada,” ujar Pochettino. (AFP/REUTERS/DEN)