MANCHESTER, RABU — Manchester City mendapat pelajaran penting dari FC Basel pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Kamis (8/3) dini hari WIB, di Stadion Etihad. Basel yang kalah di semua lini dapat mempermalukan City dengan skor 2-1.
Meskipun kalah, City tetap lolos ke perempat final dengan keunggulan agregat gol 5-2. Namun, kekalahan itu menguak dua kelemahan City yang dapat dieksploitasi lawan di babak delapan besar.
Kelemahan pertama City adalah kurang gigihnya lini serang untuk mencetak gol setelah merasa unggul. Mental meremehkan lawan menjadi ”racun” yang mematikan karena nafsu para penyerang untuk mencetak gol menurun.
City unggul lebih dulu melalui gol Gabriel Jesus pada menit kedelapan. Gol cepat itu membuat City unggul agregat gol 5-0. Keunggulan telak itu memberi rasa puas bagi para penyerang City. Sesudah gol Jesus, City membuat beberapa peluang di kotak penalti Basel, tetapi Jesus, Leroy Sane, dan Bernardo Silva kurang ngotot menambah gol.
Hal itu memberi kesempatan bagi Basel untuk memperkuat lini pertahanan dan membangun serangan balasan yang efektif. Serangan Basel juga mengungkap kelemahan kedua City, yaitu garis pertahanan yang terlalu jauh dari gawang.
Pola itu rentan ketika mendapat serangan balik cepat karena jumlah bek City lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penyerang Basel. Gol balasan Basel yang dicetak Mohamed Elyounoussi pada menit ke-17 dan Michael Lang pada menit ke-71 memperlihatkan sangat longgarnya penjagaan di kotak penalti City.
Jika dua kelemahan itu tidak dibenahi, tim yang menjadi lawan City di perempat final akan memanfaatkannya. Di perempat final, laga bakal sangat ketat dan satu gol saja dapat menentukan lolos atau tidaknya City ke semifinal.
”Tak mudah bermain dengan keunggulan 4-0. Kami membicarakan ini dan yang kami lakukan pada babak pertama
menunjukkan kami ingin menang. Namun, pada babak kedua, kami lupa untuk menyerang, kami lupa untuk bermain,” kata Manajer City Pep Guardiola.
Bagi Basel, kemenangan atas klub raksasa Inggris itu sangat menggembirakan meskipun mereka gagal lolos. ”Hal istimewa dari laga ini adalah kami memiliki harga diri tersendiri. Mengalahkan tim yang sangat kuat di sini terasa sangat istimewa. Kami merasa sangat bangga dengan permainan kami,” kata Manajer Basel Raphael Wicky. (AFP/REUTERS/ECA)