Laga itu menjadi pertaruhan MU dan Liverpool finis di posisi tertinggi dalam lima musim terakhir. Sepanjang musim ini, kiprah kedua tim tersukses di Inggris itu hanya kalah mentereng dari pemuncak klasemen saat ini, Manchester City.
Tak ayal, mengingat kentalnya rivalitas MU dan Liverpool di masa silam, kemenangan di Old Trafford ibarat ”trofi” tanpa gelar juara. Kemenangan bakal menjamin posisi mereka di peringkat kedua Liga Inggris. MU, yang kini ada di posisi itu, hanya unggul dua poin atas Liverpool.
”Kedua tim sama-sama ingin finis di peringkat empat besar. Namun, kami punya kans untuk finis kedua. Jadi, ini laga besar untuk kami,” ujar Manajer MU Jose Mourinho.
Perlahan tapi pasti, sentuhan tangan dingin Mourinho mulai berdampak nyata ke ”Setan Merah”. Setelah merebut trofi Liga Europa dan Piala Liga Inggris di musim lalu, MU kini selangkah lebih dekat untuk finis tertinggi setelah era Sir Alex Ferguson.
Setelah Ferguson pergi pada 2013, MU tertatih-tatih di Liga Inggris. Empat musim terakhir mereka berturut-turut hanya finis ketujuh, keempat, kelima, dan keenam. Namun, pada musim kedua Mourinho di Old Trafford, MU menunjukkan gejala peningkatan prestasi.
Mourinho hanya membutuhkan tambahan sembilan angka di Liga Inggris musim ini untuk membawa MU finis terbaik setelah Ferguson pensiun. Status runner-up bakal meningkatkan kepercayaan diri MU untuk menantang tim sekota, Manchester City, dalam perburuan trofi Liga Inggris pada musim depan.
Setali tiga uang, ”The Reds” kini mulai memperlihatkan stabilitas sejak diasuh Manajer Juergen Klopp mulai Oktober 2015. Hadirnya pemain baru seperti Mohamed Salah dan Virgil van Dijk terbukti mampu mendongkrak penampilan mereka. Untuk pertama kali sejak 2014, The Reds berpeluang besar finis di posisi kedua di Liga Inggris.
Dari musim ke musim, posisi The Reds di Liga Inggris terus naik signifikan di bawah asuhan Klopp. Pada musim 2015-2016, mereka finis kedelapan. Musim lalu, mereka finis keempat. Bukan tidak mungkin mereka bisa menjadi juara musim depan.
”Tak dapat dimungkiri, finis kedua musim ini menjadi loncatan besar kedua tim jika dibandingkan kiprah mereka beberapa musim terakhir. Jadi, banyak hal dipertaruhkan di duel ini,” tutur Gary Neville, eks pemain MU, kepada Sky Sports.
Bak langit dan bumi
Pertanyaan tersisa, taktik apa yang bakal dilakukan kedua manajer demi meraih tiga poin dari ”derbi Inggris” ini? Mourinho dan Klopp bak langit dan bumi dalam hal karakter maupun gaya bermain yang disukainya.
Musim ini, Mourinho banyak dikritik karena taktik sepak bola negatifnya. Ia dijuluki maestro ”seni hitam” menyusul serangkaian praktik ”parkir bus”-nya di Liga Inggris musim ini. Taktik itu membuat MU selalu sukses meredam agresivitas The Reds dalam dua pertemuan terakhir mereka di Stadion Anfield. Hasil laga itu selalu identik 0-0.
Sebaliknya, Klopp ibarat ”pangeran romantis” Liga Inggris. Ia membuat Liverpool menjadi tim yang energik dan selalu menyerang, tak peduli lawan yang dihadapinya. The Reds pun kini menjelma sebagai salah satu tim paling seksi di Liga Inggris.
Mereka bahkan tercatat sebagai tim paling garang di Liga Champions musim ini dengan total 28 gol dalam delapan laga. Idealisme Klopp akan sepak bola gegenpressing atau menekan tinggi ”melahirkan” pemain paling menakutkan di Liga Inggris saat ini, Mohamed Salah.
Pencetak gol terbanyak di Liga Inggris itu akan menjadi ancaman terbesar bagi kiper hebat MU, David De Gea. Salah gemar menjebol gawang tim besar seperti MU. Total 32 gol telah ia buat musim ini di semua kompetisi. (Reuters/JON)