JAKARTA, KOMPAS – Kemampuan motorik para atlet hoki putra maupun putri saat ini telah banyak mengalami peningkatan berkat program pemusatan latihan nasional. Salah satu dampak dari peningkatan ini yaitu tim hoki putri Indonesia berhasil menjuarai kejuaraan hoki di Malaysia awal Maret lalu. Meski kejuaran tersebut satu tingkat di bawah level nasional, namun capaian itu cukup menunjukan peningkatan dari para atlet.
Sebanyak 51 atlet hoki yang terdiri dari 27 putra dan 24 putri saat ini sedang menjalani pelatnas di Lapangan Hoki, Komplek Gelora Bung Karno, Jakarta, sejak akhir Januari lalu.
Hingga akhir April, akan ada penyeleksian kembali menjadi 36 atlet yang terdiri dari 18 putra dan 18 putri. Atlet ini nantinya akan diproyeksikan untuk mengikuti Asian Games Jakarta-Palembang 2018.
Pelatih tim hoki putra Indonesia Ahriandi Gusmana, di Jakarta, Kamis (15/2), mengatakan, selama hampir dua bulan menjalani pelatnas, para atlet difokuskan berlatih untuk meningkatkan kemampuan motoriknya, seperti fisik dan responsif. Pelatihan ini penting karena fisik dan responsif merupakan pondasi utama dalam olahraga beregu seperti hoki.
“Kemampuan motorik atlet putra berkembang drastis dibandingkan sebelum menjalani pelatnas. Saat ini atlet putra sudah semakin kuat saat memukul dan mengetahui arah laju bola. Kalau untuk struktur dan strategi bermain belum terlihat secara signifikan karena kita belum masuk ke fase itu,” ujar Ahriandi usai melatih.
Selain meningkatkan kemampuan motorik, atlet juga dilatih teknik dasar dalam hoki yakni mengumpan, menggiring, memukul, dan menghentikan bola. Pasalnya, masih banyak atlet yang belum menguasai dengan sempurna teknik dasar tersebut.
Meningkatnya kemampuan motorik para atlet juga diakui oleh pelatih tim putri Yanuar Pribadi. Menurut Yanuar, dampak dari peningkatan ini bisa dilihat dari tim hoki putri yang berhasil menjuarai Kejuaraan Hoki Kejohanan Jemputan Pra Sukma, Ipoh, Malaysia, 1-4 Maret lalu.
“Level kejuaraan ini memang hanya di tingkat provinsi. Namun, sudah banyak pemain timnas Malaysia di tingkat pra sukma. Kita semua tahu, saat ini tim hoki Indonesia berbeda level dibandingkan dengan Malaysia, India atau negara lain. Oleh karena itu, kita coba untuk mengikuti kompetisi dari level bawah,” tutur Yanuar.
Setelah mengikuti kejuaraan tersebut, tim hoki Indonesia akan mengikuti uji coba kejuaraan kembali di Malaysia dengan tim yang memiliki level lebih tinggi dari sebelumnya. Uji coba dilakukan di luar negeri karena di Indonesia timnas hoki masih sulit dalam mencari lawan bertanding.
“Rencana kita juga akan mendatangkan pelatih dari Malaysia, Liem Chow Cuan. Untuk cabang hoki, Malaysia memang sudah berkembang lebih jauh dari Indonesia karena tim Malaysia sudah bertanding di tingkat dunia sedangkan kita belum,” kata Yanuar.
Menyamakan visi
Agar bisa bersaing dengan negara unggulan seperti Korea Selatan, India, China, dan Pakistan, para atlet harus menyamakan visi bermain. Saat ini, menyamakan visi yang meliputi teknik, strategi, dan pola permainan akan dibenahi dan ditingkatkan kembali oleh atlet dan pelatih.
“Atlet hoki di pelatnas ini datangdari daerah yang berbeda-beda di Indonesia seperti DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan lainnya, sehingga pola permainan yang diterapkan juga berbeda-beda,” ujar atlet hoki putra Hendri Mulya.
Hendri mengungkapkan, kekompakan atlet sudah mulai terbangun meski sebagian besar atlet datang dari daerah yang berbeda-beda.
Pada Asian Games nanti, tim hoki putra dan putri Indonesia menargetkan meraih medali baik emas, perak, atau perunggu. Dengan meraih medali, tim hoki Indonesia akan mulai disegani di Asia. (DD15)