Atlet Voli Pantai Perbanyak Ikuti Kejuaran Tur Dunia
Oleh
DD15
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim voli pantai putra dan putri memperbanyak mengikuti kejuaraan tur dunia voli pantai sebagai bagian dari program pemusatan latihan nasional. Keikutsertaan dalam kejuaraan dengan level yang tinggi diharapkan dapat melatih mental dan strategi bertanding para atlet.
Sebanyak delapan atlet voli pantai yang terdiri dari dua tim putra dan putri menjalani pelatnas di Hotel Lor In, Solo, Jawa Tengah. Atlet putra terdiri dari Candra Rachmawan/ Muhammad Ashfiya dan Gilang Ramadhan/ Danangsyah Pribadi. Adapun atlet putri yakni Dita Juliana/ Putu Dini Jasita dan Desi Ratnasari/ Yokobed Purari Eka.
Kedelapan atlet tersebut merupakan atlet terbaik Indonesia saat ini. Candra/Ashfiya berada di peringkat 29 dunia sedangkan Gilang/Danang di peringkat 72. Sementara Dita/Putu menempati peringkat 72 dunia dan Desi/Yokebed di peringkat 95.
Ketua Bidang Voli Pantai PP PBVSI Slamet Mulyanto di Jakarta, Sabtu (17/3), mengatakan, meski tim tersebut merupakan tim terbaik di Indonesia, namun jam terbang mereka dalam mengikuti kejuaraan dunia masih minim. Para atlet lebih sering mengikuti kejuaraan di tingkat Asia Pasifik.
Sejak 2016, Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) mengubah kompetisi baru yakni struktur bintang satu hingga lima bertajuk kejuaraan tur dunia. Seri berbintang lima dan empat akan menjadi kompetisi elit tertinggi. Sedangkan seri berbintang tiga, dua, dan satu berada dibawahnya yang diselenggarakan di setiap wilayah seperti Asia, Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Karibia, serta Amerika Selatan.
“Para atlet perlu mengikuti kejuaraan tur kontinental dan dunia untuk melatih serta mengembangkan mental bertanding. Selain itu, atlet juga bisa dengan cepat mengaplikasikan teknik atau strategi yang diterapkan,” ujar Slamet.
Saat ini, tim voli pantai putra sedang mengikuti kejuaraan tur dunia bintang satu di Aalsmer, Belanda (15-18 Maret) dan di Satun, Thailand (8-11 April). Setelah itu, atlet akan mengikuti kejuaraan tur dunia bintang tiga di Swiss (9-13 Mei) dan bintang dua di Singapura (21-24 Juni).
“Baru tahun ini atlet dapat mengikuti banyak kejuaraan tur dunia. Pada 2017 tim putra hanya mengikuti satu kejuaraan tur dunia bintang tiga di Iran karena poin mereka mencukupi,” tutur Slamet.
Menurut pelatih tim voli pantai putri Agus Salim, atlet mulai terlihat perkembangannya setelah mengikuti sejumlah kejuaraan. Hal itu terlihat dari kualitas servis, block, spike, dan pergerakan para atlet yang semakin baik.
Pelatih yang pernah meraih medali perak pada Asian Games Bangkok 1998 ini menilai, Indonesia berpotensi menyaingi negara unggulan seperti Qatar, China, dan Thailand jika atlet dapat mengikuti sejumlah kejuaraan secara rutin.
Tradisi medali
Pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018, kontingen voli pantai Indonesia menargetkan meraih medali di nomor putra maupun putri. Hal ini diharapkan dapat mengembalikan tradisi perolehan medali Indonesia pada Asian Games di cabang voli pantai.
Melihat prestasi sebelumnya, tim voli pantai Indonesia selalu konsisten menyumbangkan medali sejak Asian Games Bangkok 1998. Saat itu, Agus Salim/ Irilkhun Sofana berhasil meraih perak dan Iwan Sumoyo/ Anjas Menasmara meraih perunggu.
Perolehan medali Indonesia cabang voli pantai berlanjut di Asian Games Busan 2002 dan Doha 2006. Namun, pada Asian Games Guangzhou 2010 dan Incheon 2014, tim voli pantai Indonesia gagal meraih satupun medali. (DD15)