Ada pergeseran peta kekuatan pada kompetisi bola voli Proliga musim ini. Di bagian putri, tim Bandung Bank BJB Pakuan muncul sebagai kekuatan baru menggeser posisi Jakarta Elektrik PLN yang enam kali menjuarai Proliga (2004, 2009, 2011, 2015, 2016, 2017). BJB Pakuan menjadi pesaing baru finalis tahun lalu, Jakarta Pertamina Energi, yang tahun ini memuncaki klasemen babak reguler.
BJB Pakuan memang tim yang baru dua musim ini kembali tampil di Proliga. Namun, kali ini tim asal Bandung itu diperkuat para pemain yang musim lalu mengantar Jakarta Elektrik PLN menjadi juara. Para penggawa Elektrik, yaitu Aprilia Manganang (spiker), Yolana Betha Pangestika (setter), Wilda Siti Nurdfadhilah Sugandi dan Dian Wiayanti (quicker), serta Berllian Marsheilla (libero), hijrah ke BJB Pakuan. Bahkan, starter termuda Elektrik, quicker Shella Bernadetha (18), ikut pindah ke BJB Pakuan dan kerap menjadi pemain mula di tim barunya tersebut.
Hasilnya memang tidak main-main. Dipimpin dua mantan pemain nasional asal Bandung, pelatih Oktavian, dan asisten pelatih Uus Susansyah, BJB Pakuan mampu menjadi kekuatan baru dengan menjuarai putaran kedua dan lolos ke babak empat besar. Di klasemen akhir, BJB Pakuan berada di peringkat kedua di bawah putri Pertamina Energi, tetapi keduanya saling mengalahkan pada dua pertemuan di babak reguler.
Melihat kekuatan kedua tim yang berada di atas tim lain, besar kemungkinan BJB Pakuan dan Pertamina akan lolos dari babak empat besar sebagai dua tim terbaik dan bertemu pada grand final.
Pemain muda
Lalu, bagaimana kondisi Elektrik yang ditinggalkan banyak pemainnya? Tim putri yang paling kerap menjadi juara Proliga itu kini kembali membangun timnya. Selain eksodus sebagian besar pemain utama ke BJB Pakuan, quicker nasional Yolla Yuliana juga berpindah ke Jakarta BNI Taplus.
”Kami ibaratnya mulai menyemai pemain-pemain baru,” kata Abdul Munif, asisten pelatih Elektrik.
Elektrik kehilangan banyak pemain karena sempat terjadi ketidakjelasan apakah mereka akan ikut serta dalam Proliga 2018. Menurut Munif, persiapan tim hanya dilakukan selama dua minggu. Sebelumnya mereka disibukkan dengan mencari pemain baru. Tim itu juga menggandeng Hu Xiaodong, suami Tian Mei, pelatih lama Elektrik.
Wakil Ketua Harian Jakarta Elektrik PLN Bambang Sutanto mengatakan, mereka melakukan audisi terhadap 30 pemain baru yang diambil dari berbagai instansi yang membina voli dan atlet-atlet muda di Ragunan. Ia mengakui 80 persen kekuatan timnya adalah pemain muda, dengan menyisakan pemain senior seperti Amasya Manganang, Susanti Martalia, dan setter Gunarti Indahyani.
Dengan diperkuat pemain muda, Elektrik mengandalkan dua pemain asing asal China, Liu Mengya dan Pu Rou. ”Kedua pemain asingnya bagus. Mereka adalah kekuatan utama, dan pemain lokal mendukung. Elektrik menjadi lawan yang cukup sulit ditaklukkan,” kata Sutrisno, Manajer Tim Pertamina Energi.
Bersama BJB Pakuan, peluang Pertamina lolos ke grand final cukup besar, melihat hasil babak reguler. Kedua tim ini menempati puncak klasemen dengan sama mengoleksi nilai 33 dari 12 pertandingan. Mereka mengungguli Elektrik (17) dan Jakarta PGN Popsivo (16) di urutan ketiga dan keempat.
BJB Pakuan menyimpan asa menjadi juara dan mengakhiri kerinduan warga Bandung akan tim voli asal ”Kota Kembang” itu. Tim ini disebut-sebut sebagai reinkarnasi Bandung Artdeco, juara Proliga 2003 dan 2006, yang sama-sama disponsori Bank Jabar Banten. Adapun tim Bandung terakhir yang tampil di Proliga adalah Alko Bandung pada Proliga 2012. (Lusiana Indriasari)