Kemenangan bersejarah RB Leipzig atas Bayern Muenchen, 2-1, Senin (19/3), kembali membuktikan bahwa kunci utama untuk membunuh para ”raksasa” atau tim-tim besar yang sulit ditaklukkan adalah dengan menyuguhkan kecepatan. Para ”raksasa” itu juga tidak bisa hanya dihadapi dengan bertahan terlalu dalam dan menunggu momen serangan balik.
Strategi yang dilakukan Leipzig saat menjamu Muenchen adalah memasang tiga bek dan empat gelandang. Mereka memainkan ruang di lini tengah untuk menerobos masuk ke area pertahanan Muenchen.
Konsekuensinya, lini pertahanan Leipzig menyisakan ruang yang sangat terbuka bagi Muenchen untuk melancarkan serangan dari sayap. Itulah yang dilakukan gelandang Muenchen, James Rodriguez, guna memberi umpan kepada Sandro Wagner untuk mencetak gol pertama mereka pada menit ke-12.
Namun, Leipzig memiliki keberanian mengepung gawang Muenchen. Ada tiga penyerang Leipzig di kotak penalti Muenchen saat Naby Keita mencetak gol balasan, menit ke-37. Kecepatan serang Leipzig pun sangat terasa saat Timo Werner mencetak gol kemenangan, menit ke-56. Keita dengan cerdik memberi umpan terobosan kepada Werner yang bisa berlari cepat hingga 30 kilometer per jam, menurut laman Bundesliga.
Serangan cepat, mendadak, dan masif membuat gelandang Muenchen gugup dan terlambat mundur. Namun, keterampilan menguasai bola dalam kecepatan tinggi seperti yang dikuasai Werner juga sangat berperan.
Ini kekalahan pertama Muenchen di semua kompetisi sejak November 2017. Sebaliknya, ini merupakan kemenangan pertama Leipzig atas Muenchen.
Bagi bek Muenchen, Leipzig menjadi peringatan sebelum menghadapi Sevilla pada perempat final Liga Champions. Leipzig pun menjadi inspirasi bagi Sevilla.
”Kekalahan ini menjadi gambaran mengenai apa yang bisa terjadi saat menghadapi Sevilla,” kata Hummels seperti dikutip surat kabar Jerman, Bild.
Sebelum Muenchen, Manchester City telah mendapat pelajaran serupa dari Liverpool. Status tidak terkalahkan City selama 30 laga terhenti akibat serangan cepat yang disajikan Liverpool di Anfield, Januari lalu. City kalah, 3-4.
Sama seperti Leipzig, Liverpool memiliki para pemain yang mampu berlari cepat, terutama Mohamed Salah. Liverpool memilih tidak bertahan, tetapi maju menyerang.
Kebetulan City akan bertemu dengan Liverpool lagi di perempat final Liga Champions. Sama seperti Muenchen, City tidak mau dikelabui lagi oleh kecepatan. (AP/AFP/DEN)