Pada laga itu, Spanyol unggul lebih dahulu melalui gol Rodrigo Moreno pada menit keenam. Jerman menyamakan kedudukan pada menit ke-35 melalui tendangan Thomas Mueller dari luar kotak penalti. Gol itu menjadi gol internasional ke-90 bagi Mueller.
”Laga itu menjadi ujian yang penuh intensitas bagi kedua tim. Kami belajar banyak dari laga ini. Kedua tim memiliki banyak hal yang harus diperbaiki, dan kami tidak ingin memperlihatkan semuanya sebelum Piala Dunia,” kata Joachim Loew, Pelatih Jerman.
Menurut Loew, Spanyol memainkan banyak kombinasi serangan dan semua pemain saling memahami secara otomatis karena sering bermain bersama. Dengan serangan yang penuh kombinasi, Jerman sulit untuk bertahan menghadapi Spanyol.
Pertahanan zona yang sering dimainkan Jerman sulit diterapkan. Spanyol memaksa Jerman bertahan satu lawan satu dan itu sangat menyulitkan karena para pemain Spanyol sangat lincah dan cepat di depan gawang.
Meskipun sempat ditekan pada 20 menit pertama pertandingan, Jerman mampu bangkit dan balik menekan Spanyol. Dengan mengandalkan kecepatan dan stamina yang lebih baik, Jerman mampu menyerang dan merepotkan pertahanan Spanyol.
”Pada awal laga, kami memiliki masalah berat. Namun, kami dapat kembali bermain bagus dan itu menjadi tanda kualitas kami,” kata Mats Hummels. Bek Bayern Muenchen ini sempat melakukan kesalahan yang memudahkan Moreno mencetak gol.
Gelandang Jerman, Toni Kroos, mengatakan, hasil imbang itu pantas didapatkan kedua tim. Spanyol unggul pada 20 menit pertama laga, tetapi Jerman mampu mengimbanginya. Jerman yang memainkan formasi 4-2-3-1 menguji Timo Werner di posisi ujung tombak. Werner belum dapat memainkan peran sebagai mesin gol di lini depan.
Mueller, Mesut Oezil, dan Julian Draxler yang menjadi gelandang serang dan sayap membuat Jerman bisa menekan pertahanan Spanyol. Mueller unggul memanfaatkan peluang dari lini kedua, mencetak gol penyeimbang.
Namun, kunci kebangkitan Jerman terletak pada Kroos dan Sami Khedira. Kedua gelandang bertahan itu memangkas aliran bola Spanyol sehingga Jerman dapat memperkuat pertahanan dan balik menyerang.
Menguji pemain
Di kubu Spanyol, laga persahabatan itu digunakan pelatih Julen Lopetegui untuk menguji beberapa pemain. Di lini depan, Moreno dan Isco dipasang untuk mendampingi David Silva sebagai penyerang. Mereka menggantikan Alvaro Morata dan Diego Costa. Uji coba itu menghasilkan kombinasi bagus dan dapat menjadi alternatif rotasi pemain.
Thiago Alcantara juga dimainkan menggantikan Sergio Busquets sebagai gelandang tengah. Alcantara mampu mengisi posisi Busquets dengan baik.
Namun, Spanyol memiliki kelemahan dalam transisi dari menyerang ke bertahan. Para pemain Spanyol kalah cepat dan kalah dalam stamina.
”Jerman merasa lebih nyaman dengan transisi dibandingkan dengan kami. Kami menghindari transisi semacam itu. Mereka mampu berlari dan saat berlari, mereka lebih berbahaya. Namun, kami juga punya peluang mencetak gol kedua,” kata Lopetegui.
Spanyol yang kalah cepat dalam berlari membuat Jerman memiliki tiga peluang untuk mencetak gol tambahan. Namun, ketangguhan kiper David de Gea mampu menggagalkannya.
Para bek Spanyol kalah dalam adu lari karena menyusun garis pertahanan yang terlalu jauh dari kotak penalti. Spanyol harus memperbaiki sistem pertahanannya, terutama untuk menghadapi tim dengan serangan balik yang cepat.
”Ini adalah laga yang bagus. Laga melawan juara dunia selalu memberikan tantangan yang bagus. Ada beberapa hal yang perlu kami perbaiki. Namun, hasil ini memberikan kepercayaan diri kami untuk bersaing di Piala Dunia,” kata Lopetegui.